GridHEALTH.id – Diabetes adalah kondisi kesehatan yang memengaruhi bagaimana tubuh memproses glukosa atau gula darah.
Bagi penderita diabetes, mengelola asupan gula menjadi sangat penting untuk menjaga kadar gula darah tetap stabil.
Namun, salah satu pertanyaan yang sering muncul adalah apakah penderita diabetes boleh makan makanan manis? Agar tidak lagi keliru, berikut ini penjelasan selengkapnya.
Diabetes tipe 1 terjadi ketika tubuh tidak dapat memproduksi insulin, sedangkan diabetes tipe 2 terjadi ketika tubuh tidak menggunakan insulin secara efektif.
Insulin adalah hormon yang membantu glukosa dari makanan masuk ke dalam sel untuk digunakan sebagai energi. Tanpa insulin yang cukup atau respon yang efektif, glukosa tetap berada dalam darah dan menyebabkan kadar gula darah meningkat.
Penderita diabetes masih bisa menikmati makanan manis, tetapi dengan pengaturan yang ketat. Kuncinya adalah memahami bagaimana makanan manis mempengaruhi gula darah dan mengelola asupan gula agar tidak menyebabkan lonjakan gula darah yang signifikan.
Indeks Glikemik (IG) adalah ukuran seberapa cepat makanan yang mengandung karbohidrat meningkatkan kadar gula darah. Makanan dengan IG tinggi menyebabkan lonjakan gula darah yang cepat, sementara makanan dengan IG rendah memberikan pelepasan gula yang lebih lambat dan stabil.
Beban Glikemik (BG) juga penting karena mempertimbangkan jumlah karbohidrat dalam porsi makanan yang biasa dikonsumsi. Penderita diabetes sebaiknya memilih makanan dengan IG dan BG rendah.
Contoh makanan manis dengan IG rendah termasuk buah-buahan segar seperti apel, pir, dan jeruk, yang mengandung serat yang membantu mengatur penyerapan gula.
Penggunaan pemanis buatan atau alami yang tidak meningkatkan gula darah bisa menjadi alternatif. Pemanis seperti stevia, eritritol, dan monk fruit tidak menyebabkan lonjakan gula darah dan dapat digunakan untuk membuat makanan manis yang lebih aman bagi penderita diabetes.
1. Porsi yang terkontrol: Konsumsi makanan manis dalam porsi kecil untuk menghindari lonjakan gula darah yang besar.
Baca Juga: Benarkah Sering Mengantuk di Pagi Hari Merupakan Gejala Diabetes?
Penulis | : | Ratnaningtyas Winahyu |
Editor | : | Ratnaningtyas Winahyu |
Komentar