GridHEALTH.id – Sejak ditetapkan sebagai Kedaruratan Kesehatan Masyarakat yang Menjadi Perhatian Internasional (Public Health Emergency of International Concern/PHEIC) pada 14 Agustus 2024 lalu, penyakit Monkeypox atau Mpox kian menjadi sorotan.
Pasalnya, belum lama ini, WHO mengumumkan ada tiga kasus baru yang ditemukan di luar Afrika.
Melansir dari laman Sehat Negeriku Kementerian Kesehatan, ketiga kasus tersebut ditemukan di Swedia pada 15 Agustus, Filipina pada 19 Agustus, dan Thailand pada 22 Agustus.
Sementara itu, Indonesia pertama kali melaporkan kasus Mpox pada 20 Agustus 2022, dengan satu kasus konfirmasi.
Pada 2023, Indonesia kembali melaporkan kasus Mpox, yakni sebanyak 73 kasus konfirmasi, dan pada 2024 sebanyak 14 kasus.
Total kasus di Indonesia hingga saat ini adalah 88 kasus.
“Semua kasus di Indonesia adalah varian Clade II, dan sejak terakhir dilaporkan masih belum ada penambahan kasus hingga saat ini,” kata Juru Bicara Kementerian Kesehatan (Kemenkes) dr. M Syahril di Jakarta, Jumat (23/8/2024).
Dengan bertambahnya kasus Mpox, masyarakat di seluruh dunia, termasuk Indonesia pun tetap perlu waspada.
Sebab, Mpox bisa mengakibatkan berbagai dampak, salah satunya kematian.
Mengutip dari laman Infeksi Emerging Kementerian Kesehatan, pada umumnya, gejala Mpox bersifat ringan dan dapat sembuh sendiri dalam beberapa minggu.
Namun, pada beberapa orang dapat menyebabkan komplikasi dan kematian terutama pada anak-anak, hamil, dan gangguan sistem imun.
Baca Juga: Hati-hati bagi yang Memelihara, 4 Hewan Ini yang Bisa Menyebabkan Mpox
Penulis | : | Ratnaningtyas Winahyu |
Editor | : | Ratnaningtyas Winahyu |
Komentar