Baca Juga: Apakah Pengidap Stroke Bisa Sembuh dan Normal Seperti Sedia Kala?
Beberapa faktor yang dapat meningkatkan risiko stroke pada bayi antara lain:
Malformasi pembuluh darah di otak atau masalah pada suplai darah selama kehamilan dapat menyebabkan stroke.
Penyakit seperti anemia sel sabit atau kelainan darah lain yang meningkatkan kecenderungan darah untuk menggumpal juga dapat memicu stroke.
Persalinan yang sulit atau trauma saat bayi dilahirkan, termasuk penggunaan alat bantu seperti forceps, bisa menyebabkan kerusakan pada pembuluh darah otak dan berisiko menyebabkan stroke.
Beberapa bayi mungkin memiliki gangguan genetik yang memengaruhi kemampuan darah untuk menggumpal, meningkatkan risiko pembentukan gumpalan darah yang dapat menyumbat aliran darah ke otak.
Infeksi selama kehamilan atau pada bayi baru lahir, seperti infeksi bakteri atau virus, dapat meningkatkan risiko peradangan dan penyumbatan pembuluh darah, yang berpotensi menyebabkan stroke.
Baca Juga: Benarkah Makan Kelapa Bisa Sebabkan Infeksi Cacing Kremi? Cek Faktanya
Bayi dengan kelainan jantung bawaan berisiko lebih tinggi mengalami stroke.
Masalah struktural pada jantung dapat menyebabkan penggumpalan darah yang kemudian bergerak ke otak.
Kondisi ibu selama kehamilan juga dapat memengaruhi risiko stroke pada bayi. Preeklampsia, diabetes, atau infeksi selama kehamilan dapat meningkatkan risiko stroke perinatal.
Stroke pada bayi sulit dideteksi karena gejalanya sering kali tidak langsung terlihat.
Penulis | : | Konten Grid |
Editor | : | Grid Content Team |
Komentar