1. Demam tinggi mendadak: Suhu tubuh naik mendadak hingga 40°C atau lebih dan berlangsung 2–7 hari.
2. Nyeri dan ruam: Ditandai dengan sakit kepala parah, nyeri di belakang mata, nyeri otot dan sendi, serta muncul ruam merah di kulit.
3. Penurunan trombosit: Pemeriksaan darah akan menunjukkan trombosit yang turun drastis, sering diikuti dengan perdarahan ringan seperti mimisan atau gusi berdarah.
4. Fase kritis: Setelah demam mereda, pasien DBD bisa memasuki fase kritis di mana risiko komplikasi meningkat, seperti kebocoran plasma darah atau syok.
Jika demam disertai gejala khas DBD seperti nyeri hebat, ruam merah, atau perdarahan, segera periksakan diri ke dokter.
Diagnosis dini dapat mencegah komplikasi serius.
Membedakan antara DBD dan demam biasa sangat penting untuk menentukan langkah penanganan yang tepat.
Jika ragu, jangan tunda untuk memeriksakan diri ke fasilitas kesehatan agar mendapatkan diagnosis yang akurat.
Dengan penanganan cepat, risiko komplikasi dapat diminimalkan.
Nah, itu dia perbedaan demam biasa dan DBD.
Semoga bermanfaat! (*)
Baca Juga: Angka Kasusnya Makin Tinggi, Ini 5 Pencegahan DBD yang Penting Dilakukan Saat Musim Hujan
Penulis | : | Ratnaningtyas Winahyu |
Editor | : | Ratnaningtyas Winahyu |
Komentar