Find Us On Social Media :

Ginjal Bocor Paling Ditakuti Penderita Diabetes, Waspadai Gejalanya

Perlu pemeriksaan fungsi ginjal setidaknya setahun sekali untuk mendeteksi adanya ginjal bocor

GridHEALTH.id- Ginjal memiliki bentuk seperti kacang merah, yang terletak tepat di bawah tulang rusuk bagian kiri dan kanan. Bentuknya kecil, sekaligus rawan menderita ginjal bocor.

Ada beberapa fungsi ginjal dalam tubuh, antara lain menyaring zat sisa dan racun dari darah untuk kemudian dibuang melalui urine.

Baca Juga : Kreatinin Tinggi Bisa Merusak Ginjal, Ini 5 Tips Cara Menurunkan

Ginjal juga berfungsi menjaga tekanan darah sekaligus mengatur keseimbangan cairan dan elektrolit dalam tubuh.

Beberapa hasil penelitian menyebutkan, ginjal membantu memperkuat tulang sekaligus membantu memproduksi hormon pembentuk sel darah merah.

Mengingat fungsinya yang sungguh banyak dan luar biasa, sudah sepatutnya kita senantiasa menjaga kesehatan ginjal.

Masalahnya, gangguan ginjal sering kali timbul pada penderita diabetes. Asal tahu saja, diabetes merupakan salah satu penyakit kronis yang sering menyebabkan komplikasi. 

Baca Juga : Anies Baswedan Sebut Ada 370 Kasus DBD di DKI , Ini Cara Mencegah!

Salah satu komplikasi yang disebabkan oleh penyakit diabetes adalah ginjal bocor. Kondisi ini dikenal sebagai nefropati diabetik.

Penyakit ini terjadi lantaran bagian penyaring dalam ginjal rusak, sehingga ginjal bocor dan mengalirkan sejumlah protein, terutama albumin dari darah ke dalam urine.

Berdasarkan jumlah albumin yang masuk ke dalam urine, ginjal bocor dapat dibedakan menjadi dua kategori, yaitu:

Baca Juga : Kasus Obesitas Semakin Banyak, Ini 5 Tanda Tubuh Mulai Kegemukan

Mikroalbuminuria

Mikroalbuminuria adalah kondisi ketika protein albumin dalam urine sekitar 30-300 mg per hari. Ini menjadi tanda awal adanya gangguan ginjal.

Proteinuria

Proteinuria adalah kondisi di mana protein albumin dalam urine lebih dari 300 mg per hari dan lebih sulit untuk ditangani.

Ginjal bocor jenis ini menandakan sudah terjadinya gagal ginjal dan perlu segera ditangani oleh dokter.

Meningkatnya kadar albumin dalam urine menjadi salah satu tanda terjadinya kerusakan ginjal pada penderita diabetes. 

Tingginya kadar gula darah pada penderita diabetes juga dapat memicu terjadinya luka parut pada sel-sel penyaring di ginjal.

Hal itu dapat menyebabkan semakin menurunnya fungsi ginjal secara perlahan selama bertahun-tahun.

Jika tidak segera ditangani, proses tersebut akan terus berlanjut hingga menyebabkan gagal ginjal.

Baca Juga : Tiga Hal Mudah Ini Akan Membantu Buang Air Besar Jadi Lancar

Beberapa kondisi diabetes yang berisiko mengalami gangguan ginjal, antara lain memiliki kadar gula darah yang tidak terkendali, mempunyai tekanan darah tinggi, aktif merokok, terkena diabetes tipe 1 sebelum usia 20 tahun, atau memiliki riwayat penyakit diabetes dan gangguan ginjal dalam keluarga.

Gangguan ginjal yang dapat berakhir pada ginjal bocor, berkembang secara lambat dan jarang disertai dengan gejala tertentu pada tahap awalnya.

Gejala kerusakan ginjal baru akan muncul 5 hingga 10 tahun setelah terjadinya gangguan ginjal.

Gejala yang dapat muncul meliputi mudah merasa lemas, sakit kepala, mual dan muntah, tidak nafsu makan, pembengkakan pada kaki, sekitar mata, atau area tubuh lain.

Baca Juga : Simak 5 Khasiat Minyak Calendula Untuk Mengatasi Masalah Kulit

Bila ginjalnya bermasalah, seseorang juga sering mengalami keram otot, kulit terasa gatal, dan mudah terkena infeksi.

Untuk mencegah ginjal bocor atau gangguan ginjal lain penting bagi penderita diabetes menjaga kadar gula darah dan tekanan darah yang normal, menerapkan pola hidup sehat, menjalani diet rendah garam dan protein, rutin berolahraga, dan berhenti merokok.

Selain itu, lakukan pengecekan protein dalam urine dan tes darah ke rumah sakit minimal satu tahun sekali atau sesuai rekomendasi dokter. Hal ini dimaksudkan untuk mencari tahu fungsi ginjal secara keseluruhan.

Baca Juga : Boleh Dicoba, Empat Posisi Hubungan Intim Agar Hamil Anak Kembar!

Diperlukan juga serangkaian pemeriksaan lain seperti tes fungsi ginjal, kemampuan menyaring ginjal (Glomerular Filtration Rate/GFR), dan analisis urine untuk mengevaluasi tingkat kerusakan ginjal.

Bagi penderita diabetes, sangat disarankan rutin berkonsultasi pada dokter mengenai risiko ginjal bocor dan gagal ginjal, sekaligus bagaimana cara terbaik mencegahnya.  (*)