- Otot rahim tidak bisa berkontraksi dan menekan pembuluh darah dan mengurangi aliran darah. Kondisi ini disebut atonia uteri
- Jalur-jalur persalinan mengalami cedera, contohnya luka sayatan pada perineum akibat menjalani episiotomi
Baca Juga : Sering Keputihan Saat Hamil? Yuk Kenali Dampaknya Bagi Kesehatan
- Jaringan plasenta atau janin tertahan di dalam rahim
- Darah sulit membeku
- Rahim pecah
- Plasenta menutup jalan lahir
- Kelelahan
- Tekanan darah rendah (hipotensi)
- Gula darah rendah (hipoglikemia)
- Detak jantung tak teratur.
Preeklampsia
Dilansir dari laman Mayo Clinic, preeklampsia adalah komplikasi kehamilan yang ditandai oleh tekanan darah tinggi dan tanda-tanda kerusakan pada sistem organ lain, paling sering pada hati dan ginjal.
Preeklamsia biasanya dimulai setelah 20 minggu kehamilan pada wanita yang tekanan darahnya normal.
Jika tidak diobati, preeklampsia dapat menyebabkan komplikasi serius bahkan kematian pada ibu dan janin.
Gejala preeklampsia saat kehamilan ditandai dengan tekanan darah tinggi dapat berkembang secara lambat yang datang secara tiba-tiba.
Baca Juga : Kaki Kram Saat Kehamilan ? Ini Penyebab dan Cara Mengatasinya
Tekanan darah yang melebihi 140/90 milimeter merkuri (mm Hg) atau lebih dapat memiliki risiko tinggi terkena preeklampsia saat hamil.
Makrosomia
Adalah kelainan yang terjadi pada janin yang dikandung mencapai berat lebih dari 4,5 kg.