Find Us On Social Media :

Memilih Pembalut yang Tepat, Salah Satunya Tidak Mengandung Bahan Berbahaya

Memilih pembalut yang tepat, salah satunya tidak mengandung bahan berbahaya.

GridHEALTH.id- Saat sedang menstruasi, pembalut yang aman dan nyaman sangat diperlukan untuk menyerap darah yang keluar.

Di Indonesia, pembalut sangat mudah ditemukan dan tersedia dalam berbagai bentuk dan ukuran. Ada yang menggunakan “sayap" guna membantu mencegah kebocoran dan membuat pembalut tidak bergeser. Ada pula yang diberi wewangian.

Baca Juga : Sering Risih Karena Bau? Bisa Jadi Bakteri ini Bersarang di Vagina

Memilih pembalut yang tepat masih menjadi dilema untuk para wanita. Hal tersebut dikarenakan, pembalut, pantyliner dan produk untuk merawat daerah kewanitaan adalah hal yang tak bisa dipisahkan dari kebutuhan karena pasti digunakan saat menstruasi setiap bulan. Karena itulah, kita tidak boleh memilih produk pembalut tersebut sembarangan.Sayangnya, banyak dari mereka yang tidak mengetahui jenis pembalut apa yang baik untuk digunakan.

Ditambah lagi dengan banyaknya jenis pembalut yang ada saat ini, mulai dari yang tipis, tebal, panjang, bersayap hingga dengan produk herbal yang antibakteri.Memilih pembalut saat menstruasi juga bertujuan agar kesehatan organ reproduksi wanita tetap terjaga dan sehat.

Namun kenyataannya, masih banyak kaum wanita yang tak menghiraukan masalah kesehatan pada pembalut yang ia gunakan.

Baca Juga : Simak 5 Khasiat Minyak Calendula Untuk Mengatasi Masalah Kulit

Padahal menurut aktivitis dari Women’s Voices for the Earth, sebaiknya para wanita dapat mengurangi penggunaan produk kewanitaan tersebut dan menggantinya dengan pembalut kain. Namun, jika ingin menggunakannya sebaiknya pilih yang tidak mengandung parfum dan pemutih.

Kenyataannya, sebagian material dalam produk tampon, pembalut, pantyliner, bahkan tisu khusus untuk membasuh vagina mengandung zat beracun yang dapat menimbulkan reaksi alergi, iritasi, bahkan dapat meningkatkan risiko kanker.

Baca Juga : Ingin Si Kecil Jadi Anak Baik? Ajukan Pertanyaan Ini Setiap HariKekhawatiran lainnya adalah penggunaan kapas, rayon, atau bahan serat lainnya yang kerap diputihkan dengan klorin.

Meski sebenarnya kandungan klorin dalam produk tersebut sangat kecil, namun mereka tetap berpendapat produk itu berbahaya karena mudah diserap oleh jaringan vagina.Selain itu, kandungan klorin pada pembalut wanita juga dapat mengganggu kesehatan organ intim wanita dan berisiko menyebabkan iritasi, gatal-gatal hingga keputihan. 

Asal tahu saja, ketika membuat pembalut, ada satu proses yang disebut bleaching atau pemutihan. Dalam proses bleaching ini dibutuhkan zat yang bernama klorin.

Zat tersebut dapat menghasilkan senyawa dioksin yang bersifat karsinogenik, alias dapat memicu kanker. Untungnya, tidak sembarang pembalut yang bisa dijual bebas di Indonesia.

Pembalut yang beredar adalah pembalut yang aman serta telah memenuhi persyaratan keamanan dan mutu.

Baca Juga : Tiga Hal Mudah Ini Akan Membantu Buang Air Besar Jadi Lancar

Untuk memberikan izin edar, Kementerian Kesehatan Indonesia mewajibkan setiap produk pembalut harus lulus uji dan memenuhi persyaratan.

Syaratnya yaitu memiliki daya serap minimal 10 kali dari berat produk dan tidak ada fluoresensi yang menunjukkan kontaminasi klorin. Fluoresensi merupakan uji yang dilakukan untuk melihat adanya kandungan klorin yang terdapat dalam pembalut.

Baca Juga : Kasus Obesitas Semakin Banyak, Ini 5 Tanda Tubuh Mulai Kegemukan

Metode bleaching yang dilakukan pun juga diawasi, yaitu hanya boleh menggunakan teknik Elemental Chlorine-Free (ECF) atau Totally Chlorine-Free (TFC).

EFC adalah proses bleachingyang menggunakan klorin dioksida sebagai zat pemutih dan dinyatakan bebas dioksin. Sedangkan TCF merupakan metode bleaching yang biasanya menggunakan hidrogen peroksida dan juga dinyatakan bebas dioksin.

Untuk menghindari kontak alat kelamin dengan bahan-bahan berbahaya, Yayasan Lembaga Konsumen Indonesia (YLKI) menyarankan agar para wanita menggunakan pembalut kain yang lebih bersih dan juga bisa dicuci.Sayangnya, pembalut kain seperti yang dipakai wanita dulu, kini tak lagi diminati masyarakat. Pembalut kain dinilai kurang praktis. Bagi wanita yang aktif, penggunaan pembalut kain dikhawatirkan tidak bisa menampung darah yang keluar saat menstruasi.

 

Selain kontrol dari pemerintah, kita sebagai pemakai juga turut berperan dalam memilih pembalut yang aman untuk dipakai.

Caranya, beli pembalut yang tidak mengandung parfum, deodoran, atau wewangian. Pembalut jenis itu dapat menyebabkan iritasi pada vagina dengan memunculkan reaksi alergi.

Baca Juga : Anak SD Dihukum Push Up Ratusan Kali, Ini Bahayanya Bagi Pertumbuhan Tulang

Selain itu, rutinlah mengganti pembalut ketika sedang haid. Apa pun merek dan jenis yang digunakan, sering-seringlah mengganti pembalut setiap 3 atau 4 jam sekali, bahkan ketika darah menstruasi yang keluar sudah tidak deras.

Tapi, ketika darah haid yang keluar sedang banyak-banyaknya, kita pun harus mengganti pembalut lebih sering, karena sudah pasti pembalut tersebut juga cepat penuh.

Baca Juga : Ikan Cupang Doyan Jentik Nyamuk, Wajib Dipelihara Untuk Berantas DBD!

Sering mengganti pembalut secara berkala bisa mencegah penumpukan bakteri, menghilangkan bau menstruasi, dan mencegah kita terkena penyakit langka namun sangat berbahaya yang bernama toxic shock syndrome (TSS).

TSS disebabkan oleh infeksi bakteri yang masuk ke dalam tubuh dan melepaskan racun berbahaya.

TSS bisa terjadi ketika kita menggunakan pembalut atau tampon dengan daya serap super dan yang jarang diganti.

Gejalanya bisa muncul secara tiba-tiba dan memburuk dengan cepat, seperti demam di atas 39°Celcius, sakit kepala, menggigil, tidak enak badan, diare, sakit tenggorokan, nyeri otot, susah bernapas, ruam, mata merah, pusing hingga pingsan. Jika tidak segera diobati, TSS bahkan dapat menyebabkan kematian.

Segera larikan diri ke unit gawat darurat terdekat jika ada yang mengalami gejala di atas saat sedang menstruasi.

Baca Juga : Sule Hingga Zaskia Gotik Pakai Infus Kromosom Agar Wajah Bersinar

Jangan lupa, selalu memilih pembalut yang direkomendasikan pemerintah, dan jangan lupa untuk selalu menjaga kebersihan selama haid dengan mencuci tangan sebelum dan setelah mengganti pembalut yang aman. (*)