Find Us On Social Media :

Menonton Tingkah Laku Janin di Dalam Rahim Dengan Teknologi Moderen

Kita sekarang bisa menontok tingkah laku janin dengan jelas.

GridHEALTH.id -  Foto-foto hasil rekaman dari USG 3D mungkin sedikit dapat memenuhi rasa keingintahuan ibu (dan juga bapak tentunya) sekaligus menjadi bukti bahwa sebenarnya janin tidak hanya diam saja dalam rahim.

Menurut dr. Judi Januadi Endjun, SpOG., dari Divisi Kedokteran Fetomaternal FK UPN Veteran/RSPAD Gatot Soebroto, dengan teknologi kita bisa menonton janin di dalam Rahim dengan jelas.

Baca Juga : Agar Janin Sehat 5 Makanan Ini Baik Dikonsumsi Ibu Hamil

Selain USG, ada alat yang disebut dengan fetoskopi. Hanya saja alat ini bukan untuk “ajang seru-seruan”. Asal tahu saja, tindakan fetoskopi mengundang risiko bagi ibu dan janin karena dilakukan dengan cara memasukkan sebatang pipa halus berisi kamera (dengan ujung yang berlampu) ke dalam air ketuban lewat sebuah insisi kecil di sebelah atas tulang pubis.

Sebuah lensa di dalam pipa memungkinkan pengamatan langsung pada janin.

Dengan begitu segala tingkahnya bisa disaksikan secara “live” di layar monitor.

Tapi sekali lagi tes ini hanya bisa dilakukan dengan alasan medis yang kuat—seperti kelainan darah atau abnormalitas otak pada janin---mengingat fetoskopi sudah menyerupai tindakan operasi; ada pembiusan, memasukkan alat ke dalam rongga rahim, dan lain-lain.”

Bila ibu dan bapak memang ingin menyaksikan dan berniat memiliki kenangan-kenangan mengenainya, USG 4 dimensi atau live 3D tampaknya merupakan sarana untuk itu.

Baca Juga : Penggunaan Ponsel Saat Hamil Ternyata Mengganggu Kesehatan Janin

Alat canggih yang setara dengan gambar 3D bergerak ini memungkinkan kita melihat perkembangan bayi sebelum ia dilahirkan: ketika bobotnya semakin berat, tubuhnya semakin panjang, kuku dan rambutnya mulai tumbuh, juga mulai muncul ciri-cirinya yang istimewa.

Misal, bayi mulai tersenyum, mengerutkan dahi, menguap, mengisap ibu jari, memainkan jari-jari, dan berinteraksi dengan lingkungannya dalam kandungan.

Biasanya USG 4D sudah bisa dilakukan di rumah sakit-rumah sakit (besar) dan disarankan pada janin yang berusia sekitar 7 bulan untuk mengetahui apakah pertumbuhan janin normal dan organnya lengkap atau tidak, secara lebih detail.

Baca Juga : Alami Benjamin Button Disease, Bayi Ini Bikin Geger Ruang Operasi Pasca Kelahirannya 

Nah, biasanya bila orangtua berkenan, pihak rumah sakit akan menawarkan rekaman pergerakan janin yang dilakukan selama beberapa menit dalam bentuk CD.

Bagaimana dengan faktor keamanannya?

“Melakukan rekaman pergerakan janin dengan USG 4D masih tergolong baru sehingga penelitian di negara maju pun publikasinya masih sangat terbatas. Karena itu kita di Indonesia belum tahu apakah ada dampak negatif jangka panjang dari perlakuan kepada janin seperti itu. Semua pemeriksaan USG harus ada alasan medis kenapa perlu dilakukan" kata Judi.

Baca Juga : Cuma Butuh 2 Menit, Dokter Ubah Posisi Janin Sungsang Menjadi Normal!

Dengan begitu Judi tidak menyarankan janin di-USG hingga berjam-jam hanya demi terdokumentasikannya momen-momen janin yang begitu menggemaskan saat dalam rahim.

"Selama ini USG merupakan alat bantu diagnostik, cara kerjanya dengan memancarkan gelombang suara kepada objek, dalam hal ini janin.

Kemudian pantulan dari objek tersebut diolah menjadi gambar yang bisa kita lihat di layar monitor USG atau hasil print USG.

Untuk hal ini masih oke," tutur Judi yang juga menjelaskan bahwa ketepatan diagnostik USG belum 100%---terutama pada kelainan bawaan seperti jantung bocor---serta dipengaruhi oleh kualitas peralatan dan pengalaman dokter pemeriksa.

Nah, pengetahuan bahwa kemampuan janin sudah berkembang saat dalam rahim harus mendorong ibu melakukan "aktivitas" yang bermanfaat untuk janinnya.

Baca Juga : Tidur Mendengkur Saat Hamil Ternyata Berisiko Bagi Kesehatan Janin

Misal, mengajari si kecil yang masih meringkuk di dalam rahim ini hal-hal yang positif, seperti mengajaknya beribadah, membaca, berhitung, menggambar, dan mendongeng.

Selama kehamilan pun Judi menyarankan agar ibu selalu berpikiran positif dan melakukan pola hidup sehat agar janin tidak menderita karena terpapar zat-zat kimia berbahaya.

USG & FETAL BEHAVIOUR

Mengenai penelitian tentang perilaku janin (fetal behavior) dengan USG, Judi mengakui masih sangat terbatas.

Untuk itulah ia belum dapat memberi komentar banyak tentang pendapat yang menyatakan bahwa foto-foto USG 4D bisa membantu dokter mendapatkan peringatan dini akan kondisi janin yang abnormal.

Baca Juga : Ibu Marini Zumaris Meninggal Dunia Setelah Alami Stroke, 5 Makanan Enak Ini Bisa Jadi Pemicunya!

“Namun secara teoritis, janin dalam keadaan sakit akan berbeda dengan janin sehat dalam mengekspresikan apa yang dirasakannya. Jadi ya, hal tersebut mungkin saja bisa dilakukan,” jelas pengarang buku berjudul USG Dasar Obstetri Ginekologi ini.

Sejauh ini USG 4 D memang dapat merekam tingkah laku janin dalam rahim, namun belum ada panduan dalam menginterpretasikan perilaku-perilaku tersebut. Jadi hingga kini dunia kedokteran belum dapat menilai kondisi janin dari rekaman-rekaman USG yang ada.

Seperti, apakah saat janin (tampak) tersenyum itu benar-benar karena dia merasa bahagia atau mungkin justru karena sedang menangis lantaran ada suasana yang mengganggunya.

Baca Juga : Renang Sembuhkan Hotman Paris Hutapea Dari Penyakit Asma Bronkial Menahun

Penelitian tentang fetal behavior masih baru dan masih terus dilakukan sehingga kesimpulan dari penelitian-penelitian tersebut juga masih perlu dikaji terus.

Sekali lagi yang harus diingat, peralatan USG hanyalah alat bantu diagnostik dan bukan peralatan yang bisa segalanya, sehingga kearifan, profesionalitas, dan kompetensi dokter sangat berperan di dalam setiap pemeriksaan USG, juga kondisi ibu dan janin berpengaruh terhadap setiap hasil pemeriksaan USG. (*)