Find Us On Social Media :

Fakta Baru Gadis Asal Lampung yang Jadi Budak Seks Ayah, Kakak & Adik, Ternyata Dulu Sering Dikurung Oleh Ibunya!

Ilustrasi pemerkosaan

Penelitian ini melibatkan 137 gadis berusia antara 13 dan 17 - usia rata-rata 15,6 tahun - yang diserang antara April 2013 dan April 2015.

Baca Juga : Curhatan Sutopo Kepala BNPB, Kenakan Spinal Brace Demi Tulang Belakang yang Bengkok Akibat Kanker Paru

Penelitian ini dilakukan oleh akademisi dari University College London (UCL) dan staf spesialis dari rumah sakit King's College NHS trust yang bekerja di tiga pusat rujukan penyerangan seksual di sekitar ibukota, tempat para korban dirawat.

Ketika para gadis diperiksa empat hingga lima bulan setelah diserang, 80% dari mereka memiliki setidaknya satu gangguan kesehatan mental. Lebih dari setengah (55%) memiliki setidaknya dua kelainan.

Tidak hanya kesehatan mental saja yang terancam, para korban juga mempunyai kemungkinan besar untuk mengalami penyakit lain.

Studi tersebut menemukan sejumlah gadis (4%) hamil setelah diserang, 12% memiliki infeksi menular seksual dan 8% - satu dari 12 - telah menjadi sasaran serangan seksual lainnya.

"Temuan penelitian ini menekankan kerugian ganda pada wanita muda yang mengalami kekerasan seksual," kata penulis utama, Dr Sophie Khadr, dari pusat UCL Great Ormond Street Institute of Child Health and the Haven yang berpusat di rumah sakit King's College.

 

Baca Juga : Tak Hanya Sesak Napas, Bisa Jadi 4 Tanda Ini Menuju Sakit Paru-Paru

“Kerentanan sosial mereka menempatkan mereka pada risiko serangan yang lebih tinggi, dengan satu dari 12 melaporkan serangan lebih lanjut dalam waktu empat hingga lima bulan," sambungnya.

Menurutnya, karakteristik personal seperti riwayat melukai diri, bantuan kesehatan mental atau keterlibatan sosial dinyatakan sangat penting dalam mendiagnosis kesehatan mental korban pascapenyerangan. (*)