Find Us On Social Media :

Tak Ada Tim Penyelamat, 3 Pendaki Gunung Tampomas Meninggal Akibat Kedinginan

Tak Ada Tim Penyelamat, 3 Pendaki Gunung Tampomas Meninggal Akibat Kedinginan

GridHEALTH.id - Sebuah insiden pendakian terjadi lagi di salah satu gunung yang terletak di kawasan Sumedang, Jawa Barat pada Minggu (3/3/2019) siang.

Dinyatakan 3 pendaki Gununng Tampomas meninggal akibat kedinginan setelah diguyur hujan sejak Sabtu (2/3/2019) siang, dikutip Kompas.com.

Baca Juga : Cuaca Dingin Sebabkan Gangguan Jantung dan Paru-paru, Benarkah?

Diketahui, 3 pendaki Gunung Tampomas ini merupakan pendaki pemula, hal ini terlihat mereka tidak membawa perlengkapan safety seperti umunya pendaki dan tak ada tim penyelamat di kawasan Gunung Tampomas.

"Informasi yang kami terima, tiga pendaki ini pemula. Itu terlihat karena mereka tidak membawa perlengkapan safety layaknya pendaki. Tiga korban katanya terbujur kaku di dalam tenda. Kami menduga mereka kedinginan karena hujan mengguyur sejak Sabtu siang," ujar Ridwan Feri Permana, ketua Komunitas Pecinta Alam SCBR Sumedang.

Kedingan saat mendaki memang kerap terjadi, apalagi bagi para pendaki pemula yang belum mengetahui medan dan kondisi alam di sekitar gunung.

Tak hanya pendaki pemula, para pendaki yang sudah terbiasa dengan suhu di atas gunung pun dapat terserang kedinginan atau hipotermia.

Baca Juga : Ibu Mertua Syahrini Berparas Cantik Awet Muda, Ternyata Ini Rahasia Kecantikan Kuno Ala Jepang!

Melansir dari Mayo Clinic, hipotermia merupakan kondisi yang terjadi akibat tubuh kehilangan panas lebih cepat dan suhu tubuh turun di bawah 35 °C. 

Hipotermia sering disebabkan oleh paparan cuaca dingin atau terkena air dingin dalam jangka waktu cukup lama.

Hal ini juga dapat disebabkan oleh paparan suhu di sekitar gunung yang berada di bawah 10°C.

Baca Juga : Dianggap Bikin Rematik, Inilah 7 Manfaat Mandi Air Dingin Di Pagi Hari

Bahkan hipotermia sangat dapat berisiko lebih tinggi jika tubuh sudah mengalami kelelahan atau dehidrasi seperti yang terjadi di saat pendakian gunung.

Tanda dan gejala hipotermia biasanya, yaitu:

- Menggigil, meskipun ini dapat berhenti saat suhu tubuh turun.

- Bicara cadel atau bergumam.

- Napas lambat dan dangkal.

- Denyut nadi lemah.

- Kurangnya koordinasi.

- Mengantuk atau energi yang sangat rendah.

- Kebingungan atau kehilangan memori.

Baca Juga : Rawat Kulit Sehat Sekarang, Awas Perubahan Kulit Saat Udara Dingin!

- Hilang kesadaran.

- Kulit memerah.

- Kematian.

Pada pendaki gunung yang tidak kuat dengan rasa dingin atau merupakan pendaki pemula, tanda dan gejala hipotermia tersebut dapat terjadi sewaktu-waktu.

Pada suhu dibawah 35 °C, tubuh pendaki gunung akan berusaha memasuki fase hibernasi yang dapat menghentikan seluruh aliran darah permukaan dan mengurangi aktivitas jantung, sehingga dapat menyebabkan kematian.

Baca Juga : Mitos dan Fakta Tentang Obat Pengencer Darah yang Perlu Dipahami

Bagi para pendaki yang ingin terhindar dari serangan hipotermia dapat melakukan beberapa cara, diantaranya:

- Lepaskan pakaian basah dengan mantel hangat atau kering.

- Oleskan kompres hangat dan kering ke pusat tubuh, sepeti leher, dada dan selangkangan. Jika menggunakan botol air panas atau paket kimia, bungkus dulu dengan handuk sebelum diaplikasikan.

- Minum minuman hangat, dan manis. 

- Jangan berendam air panas ketika sedang kedinginan.

- Jangan mencoba menghangatkan lengan dan kaki dengan cara pemanasan atau pijatan anggota tubuh karena dalam kondisi ini dapat membuat jantung dan paru-paru stres.

Baca Juga : Sering Minum Obat Pereda Nyeri Sunarti Obesitas Hingga Beratnya 148 Kilogram!

- Jangan minum alkohol atau merokok karena dapat mengganggu proses penghangatan tubuh dan sirkulasi yang diperlukan untuk penghangatan kembali.

- Mulailah berikan CPR (Cardiopulmonary Resuscitation atau napas buatan) jika melihat orang tidak menunjukkan tanda-tanda kehidupan, seperti bernapas, batuk, atau bergerak. (*)