Find Us On Social Media :

Kelirumologi Soal MPASI, Berpotensi Bikin Bayi Kekurangan Gizi

Kelirumologi soal MPASI perlu diluruskan agar si kecil mendapat gizi yang dibutuhkan.

GridHEALTH.id - Setelah bayi kita lepas 6 bulan, kita bisa menyiapkannya untuk menerima makanan pertamanya (makanan pendamping ASI / MPASI).

Baca Juga : Patut Dicoba Untuk MPASI, Buncis, Sayuran Hijau Kaya Vitamin A

Tanda-tanda siap MPASI antara lain, Si Kecil  sudah bisa menahan kepala dalam posisi tegak dengan stabil meski sambil bersandar, mulai berhenti dengan menggunakan lidah untuk mendorong makanan keluar dari mulut, dan mulai tertarik dengan makanan yang dimakan orangtuanya (terlihat dari ekspresi wajah atau gerakan tangan).

Saat mengenalkan MPASI pada si kecil  memang susah-susah gampang. Namun tahapan ini harus dilalui dengan cermat agar dirinya kelak tidak tumbuh menjadi orang yang pilih makanan (picky eater).

Tak dapat dipungkiri, karena pemberian MPASI ini, apalagi bagi perempuan yang baru pertama kali menjadi ibu, cukup memberikan kepusingan tersendiri. 

Sering kali kepusingan ini timbul akibat berbagai pendapat serta teori yang banyak bersliweran, entah dari media massa, pendapat para ahli yang berbeda, atau dari perbincangan dari mulut ke mulut. 

Menurut dr. Windhi Kresnawati, SpA ada beberapa contoh-contoh mitos yang keliru di masyarakat tentang MPASI, atau tepatnya kelirumologi soal MPASI.

Dokter Windhi yang aktif di Yayasan Orangtua Peduli juga milissehat.web.id, kemudian memberikan fakta-fakta.

#Keliru 1: Tidak perlu memberikan makanan hewani sampai usia 9-10 bulan karena kuatir alergi

Yang benar: Protein hewani (seperti daging sapi, ayam, telur dan ikan) mengandung tinggi zat besi, energi dan vitamin lainnya untuk mencukupi kebutuhan yang tidak lagi dapat dicukupi oleh ASI saja. Menunda pemberian bahan hewani, meningkatkan risiko kekurangan gizi.

Baca Juga : Hentikan Kebiasaan Mengisap Jempol di Usia Batita, Begini Caranya

Memang sejak tahun 2000, terdapat anjuran untuk menunda pemberian protein hewani dengan alasan kekuatiran terhadap alergi makanan.