Find Us On Social Media :

Ani Yudhoyono Punya Rahasia dalam Melawan Kanker Darah, Agus Yudhoyono Sangat Bersyukur dan Ikut Senang

Rahasia Ani Yudhoyono dalam melawan kanker darah yang diidapnya

GridHEALTH.id - Sejak didiagnosis dengan kanker darah, istri dari Presiden RI ke-6, ibu Ani Yudhoyono, dirawat di National University Hospital, Singapura.

Ibu Ani Yudhoyono juga secara bertahap mengikuti semua proses pengobatan yang disarankan oleh dokter demi kesembuhannya.

Kabarnya, ibu Ani Yudhoyono akan menjalani proses operasi transplantasi sumsum tulang yang didonorkan oleh adiknya sendiri, Pramono Edhie Wibowo.

Baca Juga : Viral Telinga Bocah di Majalengka Kemasukan Potongan Kertas & Ribuan Serangga, Seperti Ini Cara Mengeluarkan dan Risikonya

Walaupun semua prosedur pengobatan yang dijalaninya tentu tidak mudah, istri dari Susilo Bambang Yudhoyono ini selalu terlihat semangat dan berpikir positif.

Atas semangat dan keyakinan ibu Ani, sang putra, Agus Yudhoyono mengaku ikut merasa senang dan bersyukur.

"Alhamdulillah, akhirnya saya bisa menjenguk Ibu Ani lagi. Senang sekali rasanya mengetahui bahwa Ibu Ani terus optimistis, serta tetap bersemangat untuk melawan dan mengalahkan kanker darah yang dideritanya," tulis Agus pada unggahannya pada Sabtu (9/3/2019).

Agus juga berterima kasih pada masyarakat yang telah mendoakan kesembuhan sang ibunda.

"Keep fighting Memo @aniyudhoyono... Stay positive dan stay strong. Never, ever, ever, give up!," sambungnya dalam keterangan tersebut.

Selain menjalani serangkaian pengobatan, ternyata inilah salah satu rahasia ibu Ani Yudhoyono dalam melawan penyakit mematikan ini.

Apa hubungannya antara semangat dan kesembuhan suatu penyakit?

Berdasarkan laman Psycology Today, pada dasarnya pikiran dan tubuh saling terkoneksi dan saling memengaruhi satu sama lain.

Baca Juga : DJ Verny Hasan Bantah Dirinya Mengidap Bipolar, Begini Cara Deteksi Pengidap Gangguan Bipolar dengan Mudah!

Dengan kata lain, proses biologis memengaruhi pikiran dan perasaan dan kognisi atau kepercayaan juga memengaruhi kondisi tubuh.

Hubungan rumit ini ditunjukkan dengan baik dalam studi klasik dan kreatif oleh Dutton dan Aron pada 1974. 

Dalam studi tersebut menunjukkan bahwa aktivitas dasar tubuh yang terjadi di latar belakang kesadaran memengaruhi pikiran dan perasaan seseorang.

Namun sama sepeti tubuh memengaruhi pikiran, pikiran juga mampu memberi efek besar terhadap tubuh.

Literatur telah menunjukkan berulang-ulang bahwa pikiran mempengaruhi neurotransmitter, pembawa pesan kimia yang memungkinkan otak untuk berkomunikasi dengan berbagai bagian dirinya dan sistem saraf. 

Neurotransmitter mengontrol hampir semua fungsi tubuh, dari merasa senang hingga memodulasi hormon hingga mengatasi stres. 

Karena itu, pikiran kita memengaruhi tubuh kita secara langsung karena tubuh menafsirkan pesan-pesan yang datang dari otak untuk mempersiapkan kita menghadapi apa pun yang diharapkan. 

Sama halnya dengan yang dilaporkan dalam laman Power of Positivity, pikiran dapat memengaruhi rasa sakit di dalam tubuh.

Baca Juga : Hentikan Kebiasaan Mengisap Jempol di Usia Batita, Begini Caranya

Hal ini dibuktikan dalam penelitian yang dilakukan oleh Fabrizio Beneditti asal University of Turin Medical School.

Beneditti membawa 100 siswa pergi ke pegunungan Alpen, Italia.

Beberapa hari sebelum perjalanan, dia memberi tahu satu orang dalam kelompok bahwa udara dingin dapat menyebabkan para siswa migrain.

Pada hari perjalanan, desas-desus menyebar ke sekitar seperempat dari kelompok dan mereka yang mendengar desas-desus mengalami sakit kepala terburuk.

Akhirnya Beneditti menguji air liur mereka yang menunjukkan kondisi oksigen rendah di atas apa yang diharapkan.

“Biokimia otak berubah pada individu yang 'terinfeksi secara sosial'. Ungkapan negatif dapat dikomunikasikan kepada teman, tetangga, dan sejenisnya, dan itu menyebar dengan sangat cepat, menghasilkan efek nocebo sosial dalam populasi subjek yang besar," ujarnya setelah melakukan penelitian tersebut.

Para peneliti tidak selalu akan menyarankan untuk mengabaikan perawatan medis demi pemikiran positif. 

Akan tetapi, studi-studi ini menunjukkan bahwa cara seseorang berpikir dapat memicu penyakit dan dapat membantu menyembuhkan penyakit itu juga.

Baca Juga : Kontrasepsi Darurat, Solusi Agar Tidak Hamil Setelah Berhubungan Intim Tanpa Pengaman