Find Us On Social Media :

Terbukti Boraks dan Formalin Terdapat pada Mi, Berikut Tips Memasak Mi

Aman mengonsumi mi di mulai dari memilih mi, mengolah mi, hingga memasak mi dan menyajikannya

Sanitasi buruk menjadi kontaminan produksi mi basah yang akhirnya mendorong penggunaan bahan pengawet berbahaya.

Dalam proses pembuatan mi basah tak jarang ditemukan jumlah mikroba yang tumbuh sudah melebihi ambang batas kesehatan dan Standar Nasional Indonesia (SNI), yakni satu juta mikroba.

Sedangkan jumlah mikroba dalam mi basah sering dijumpai mencapai lebih dari 10 juta.

Baca Juga : Tidak Hanya 'Lelaki' dan 'Perempuan', di Thailand Terbagi 18 Gender atau Jenis Kelamin Legal! Apa Saja?

Pertumbuhan mikroba seperti kapang, kamir, bakteri dan virus yang tinggi inilah yang menyebabkan pangan cepat rusak dan busuk.

Oleh karenanya untuk mengonsumsi mi sebenar tidak bisa serampangan dan sepraktis seperti tukang mi atau tukang baso mengolah dagangannya.

Berikut cara memperlakukan mi, termasuk mi instan, sebelum disantap dan dijasikan, seperti yang dipaparkan oleh Ratih;

*Sebisa mungkin, tak usah mengenalkan anak pada mi instan karena anak-anak biasanya suka sekali rasa gurihnya sampai melupakan jenis makanan lain yang lebih lengkap kandungan nutrisinya.

Kalau toh tak bisa menghindarinya sama sekali karena ada situasi di luar rumah yang tak dapat dikontrol, mi instan boleh saja sesekali dikonsumsi.

*Mengonsumsi mi instan sebaiknya jangan gunakan aneka bumbu penyedapnya. Sementara bumbu rempah dan minyak seperti merica dan vegetable oil (minyak sayur) atau cooking oil (minyak untuk memasak) bukan sesuatu yang berbahaya untuk anak-anak.

Baca Juga : Justin Bieber Sedang Berjuang Memperbaiki Kesehatan Mentalnya, Begini Gejala dan Cara Penjegahannya

Chili powder (bubuk cabai) pun boleh juga digunakan bila anak sudah agak besar dan memang menyukai rasa pedas serta terbukti tidak mengalami gangguan pencernaan kalau mengonsumsinya.