Find Us On Social Media :

Kentang Goreng Memang Enak, Tapi Berisiko Ketika Dikonsumsi Sering

Risiko kesehatan di balik enaknya kentang goreng

GridHEALTH.id - Kentang goreng merupakan camilan yang cukup disukai banyak orang.

Namun berdasarkan penelitian yang diterbitkan dalam American Journal of Clinical Nutrition, melihat konsumsi kentang goreng pada 4.400 orang tua antara usia 45 dan 79 selama delapan tahun. Pada akhir penelitian, 236 orang telah meninggal.

Ketika para peneliti mengamati lebih dekat jenis-jenis kentang goreng yang mereka konsumsi, setidaknya 2 kali seminggu dikaitkan dengan risiko kematian 2 kali lebih besar.

Baca Juga : Alami Edema, Tasya Kamila Ketakutan karena Cincin Nikahnya Tak Bisa Lepas; 'Jariku Bakalan Busuk Gak Ya?'

Namun jika mengonsumsi kentang yang dipanggang atau kentang rebus tidak berkaitan dengan peningkatan risiko kematian.

Peneliti menulis, kentang adalah makanan sehat karena mengandung banyak serat, vitamin, zat gizi mikro.

Tetapi berbeda dengan kentang goreng yang sudah dimasukkan ke dalam minyak dan ditambah garam.

Mengapa? Jumlah lemak trans di dalam kentang goreng mempunyai kemungkinan untuk menimbulkan bahaya kesehatan serius.

Sedangkan jumlah garam yang dibubuhkan ke dalamnya berkaitan dengan risiko penyakit jantung.

"Banyak mengonsumsi kentang goreng dapat meningkatkan risiko penyakit kronis lainnya, seperti obesitas, hipertensi, dan diabetes, yang juga merupakan faktor risiko yang kuat untuk (penyakit kardiovaskular)," saran para peneliti tersebut.

Tetapi studi ini hanya sebuah kolerasi, yang berarti kita tidak dapat berasumsi bahwa kentang goreng sebenarnya menyebabkan kematian secara langsung.

Masih ada beberapa faktor lainnya yang berhubungan dengan berat badan atau aktivitas orang-orang yang sering mengonsumsi kentang goreng.

Di sisi lain, kentang goreng dinilai mengandung bahan kimia yaitu akrilamida.

Baca Juga : Penyebab TBC yang Renggut Nyawa Fajar Saefudin, Bocah 10 Tahun dengan Tubuh Kering Kerontang Asal Cianjur

Akrilamida merupakan senyawa kimia berbahaya yang terdapat di dalam makanan tinggi karbohidrat yang diolah lagi, seperti kentang goreng.

Berdasarkan laman Kompas.com, umumnya akrilamida digunakan di industri untuk membersihkan air minum, bahan baku perekat, tinta cetak, zat warna sintetik, zat penstabil emulsi, kertas, dan kosmetik.

Selain itu, akrilamida sering digunakan sebagai kopolimer pada pembuatan lensa kontak.

Sebenarnya, akrilamida tidak berbahaya dalam penggunaannya di industri, tetapi akan berbeda halnya apabila zat ini terkandung dalam makanan yang biasa dikonsumsi sehari-hari.

Itulah mengapa beberapa tahun yang lalu, FDA memperingatkan agar tidak mengonsumsi terlalu banyak makanan yang mengandung akrilamida.

Baca Juga : Ingat Anak Marcella Zalianty yang Terserang Tumor Otak? Begini Gejalanya pada Anak

Berikut adalah beberapa cara untuk mengurangi paparan akrilamida dalam makanan, menurut FDA:

1. Batasi makanan yang mungkin mengandung akrilamida tinggi, seperti produk kentang (terutama kentang goreng dan keripik kentang)

2. Batasi metode memasak tertentu, seperti menggoreng dan memanggang, dan batasi waktu makanan tertentu dimasak.

Merebus dan mengukus tidak menghasilkan akrilamida.

3. Rendam irisan kentang mentah dalam air selama 15 hingga 30 menit sebelum digoreng atau dipanggang untuk mengurangi pembentukan akrilamida selama memasak. (Kentang yang direndam harus dikeringkan sebelum dimasak untuk mencegah percikan atau api.)

4. Jika menggoreng kentang atau memanggang roti, masaklah hingga warna yang lebih terang (bukan coklat tua), yang menghasilkan lebih sedikit akrilamida.

5. Hindari menyimpan kentang di lemari es, yang dapat meningkatkan kadar akrilamida selama memasak.(*)

Baca Juga : Benarkah Pemilik Golongan Darah O Lebih Berisiko Meninggal Saat Kecelakaan? Ini Menurut Riset