Find Us On Social Media :

Kasus Audrey di Pontianak Berawal dari Media Sosial, Komentarnya Menyinggung Salah Satu Pelaku

Masalah pengeroyokan Audrey berawal dari media sosial. Cyberbullying bisa memunculkan pemikiran bunuh diri.

Dari informasi tersebut dapat kita jadikan contoh bagaimana media sosial bisa dijadikan 'media' untuk menindas orang lain.

Menurut sebuah penelitian terbaru, seseorang yang lebih banyak menghabiskan waktu mereka di media sosial berisiko mengalami cyberbullying.

Peneliti yang menyurvei lebih dari 12.000 remaja di Jerman, Polandia dan Rumania, menemukan mereka yang menggunakan situs jejaring sosial selama lebih dari dua jam sehari berisiko lebih tinggi terhadap cyberbullying.

Baca Juga : Sembelit Saat Puasa Membuat Tubuh Tidak Nyaman, Kenali Penyebabnya!

"Ini adalah temuan penting yang menantang penelitian sebelumnya yang menyarankan bahwa hanya dengan memiliki, daripada menggunakan berlebihan, profil situs jejaring sosial meningkatkan risiko menjadi korban cyberbullying," kata rekan penulis studi Dr. Artemis Tsitsika, seorang asisten profesor bidang pediatri di National and Kapodistrian University di Athena, Yunani.

Penelitian yang diterbitkan di jurnal BMC Public Health ini juga menyatakan kurangnya pengawasan dan latar belakang literasi digital juga bisa menyebabkan cyberbullying ini.

Baca Juga : Indonesia Urutan 5 Jumlah Bayi Prematur Terbanyak di Dunia, Risiko ROP

"Dalam semua kasus, penggunaan sehari-hari yang lebih tinggi tanpa pengawasan dan latar belakang literasi digital dapat menyebabkan remaja mengunggah informasi pribadi dan bertemu orang asing secara online," kata Tsitsika, melansir Web MD.

Sedangkan menurut analisis terbaru yang diterbitkan pada JAMA Pediatrics, cyberbullying seperti ini bisa menyebabkan korbannya mempunyai pikiran bunuh diri.