Find Us On Social Media :

Kasus Audrey di Pontianak Berawal dari Media Sosial, Komentarnya Menyinggung Salah Satu Pelaku

Masalah pengeroyokan Audrey berawal dari media sosial. Cyberbullying bisa memunculkan pemikiran bunuh diri.

GridHEALTH.id - Kasus pengeroyokan yang dilakukan oleh siswi-siswi SMA di Pontianak, terhadap seorang siswi SMP juga di Pontianak bernama Audrey di Pontianak menarik perhatian dunia.

Hingga kini, polisi masih terus melakukan penyelidikan guna mengungkap duduk permasalahan kasus penindasan atau bullying ini.

Informasi terakhir, sebanyak 7 remaja putri terduga pelaku pengeroyokan akhirnya menyampaikan klarifikasi di Mapolresta Pontianak pada Rabu (10/4/2019).

Baca Juga : Keenakan Makan Olahan Darah Babi, Setelahnya Pria Ini Alami Infeksi Hingga Harus Mengamputasi Kakinya

Didampingi Komisi Perlindungan dan Pengawasan Anak Darah (KPPAD) Kalimantan Barat, ketujuh siswi tersebut menceritakan kronologi terjadinya penindasan ini.

Menurut pengakuan salah seorang terduga pelaku, semua ini berawal dari saling sindir di media sosial.

"Pada awal mulanya, saudari Audrey dan saudara Popo menyindir saya di instagram. saat itu saya chatting Popo, namun tidak dibalas. Lalu saya chatting Audrey, saya bilang mau menyelesaikan masalah," tutur salah seorang pelaku berkerudung putih kepada awak media yang dilansir dari tayangan siaran langsung Tribun Pontianak di Facebook.

Setelah Audrey mengiyakan ajakan terduga pelaku, mereka bertemu di salah satu tempat untuk menyelesaikan masalah tersebut.

Baca Juga : Pelaku Pengeroyokan Audrey Seakan Tidak Merasa Menyesal, Peneliti; 'Pelaku Bullying 2 Kali Lebih Besar Idap Gangguan Kesehatan Mental'

Tak hanya itu dari keterangan klarifikasi di Mapolresta Pontianak tersebut terungkap, saat itu Audrey berkomentar di laman Facebook kakak sepupunya.

Baca Juga : Gatal dan Muntah Akibat Susu Sapi, Kenali Gejala dan Cara Mengatasi Alergi pada Anak

Nah, komentar Audrey itu menyinggung salah satu diantara siswi-siwi SMA tersebut.

"Permasalahan awal karena masalah cowok. Menurut info, kakak sepupu korban merupakan mantan pacar dari pelaku penganiayaan ini. Di media sosial mereka saling komentar, sehingga pelaku menjemput korban karena kesal terhadap komentar itu," kata  pada Senin (8/4/2019).

Baca Juga : Keenakan Makan Olahan Darah Babi, Setelahnya Pria Ini Alami Infeksi Hingga Harus Mengamputasi Kakinya

Sebelum pengakuan ini, kabar yang beredar pemicu pengeroyokan ini juga berasal dari komentar di media sosial yang dianggap saling sindir.

Menurut informasi yang dijelaskan oleh Wakil Ketua Komisi Pengawasan dan Perlindungan Anak Daerah (KPPAD) Kalbar, Tumbur Manalu, kasus ini adalah masalah asmara antara kakak sepupu korban dan salah satu pelaku pengeroyokan.

Dari informasi tersebut dapat kita jadikan contoh bagaimana media sosial bisa dijadikan 'media' untuk menindas orang lain.

Menurut sebuah penelitian terbaru, seseorang yang lebih banyak menghabiskan waktu mereka di media sosial berisiko mengalami cyberbullying.

Peneliti yang menyurvei lebih dari 12.000 remaja di Jerman, Polandia dan Rumania, menemukan mereka yang menggunakan situs jejaring sosial selama lebih dari dua jam sehari berisiko lebih tinggi terhadap cyberbullying.

Baca Juga : Sembelit Saat Puasa Membuat Tubuh Tidak Nyaman, Kenali Penyebabnya!

"Ini adalah temuan penting yang menantang penelitian sebelumnya yang menyarankan bahwa hanya dengan memiliki, daripada menggunakan berlebihan, profil situs jejaring sosial meningkatkan risiko menjadi korban cyberbullying," kata rekan penulis studi Dr. Artemis Tsitsika, seorang asisten profesor bidang pediatri di National and Kapodistrian University di Athena, Yunani.

Penelitian yang diterbitkan di jurnal BMC Public Health ini juga menyatakan kurangnya pengawasan dan latar belakang literasi digital juga bisa menyebabkan cyberbullying ini.

Baca Juga : Indonesia Urutan 5 Jumlah Bayi Prematur Terbanyak di Dunia, Risiko ROP

"Dalam semua kasus, penggunaan sehari-hari yang lebih tinggi tanpa pengawasan dan latar belakang literasi digital dapat menyebabkan remaja mengunggah informasi pribadi dan bertemu orang asing secara online," kata Tsitsika, melansir Web MD.

Sedangkan menurut analisis terbaru yang diterbitkan pada JAMA Pediatrics, cyberbullying seperti ini bisa menyebabkan korbannya mempunyai pikiran bunuh diri.

Baca Juga : Sakit Kepala Saat Puasa, Inilah 4 Penyebabnya yang Harus Dijauhi

Namun dalam analisis yang dilansir dari itu juga mengatakan hal ini tergantung pada asal negara mereka. 

Untuk kasus Audrey ini, sayangnya hingga kini belum diketahui bagaimana bentuk sindiran tersebut hingga membuat terduga pelaku tega melakukan pengeroyokan.

Walaupun demikian kasus Audrey ini menjadi pelajaran dan cerminan kita semua, tak terkecuali orangtua dalam mengawasi anak yang berinteraksi dengan media sosial.

Baca Juga : Baby-Led Weaning Berbahaya Bagi Bayi, Jangan Asal Ikut Trend!

Gunakan media sosial dengan sehat., atau media sosial akan membuat kita sakit.

Disadari atau tidak, pengguna media sosial jika tak bisa menggunakan media sosial dengan sehat, maka dirinya akan terinfeksi oleh banyak hal negatif yang dapat memengaruhi jiwa juga jalan pikirannya.(*)

Baca Juga : Kepala Siswi SMP Pontianak yang Dikeroyok 12 Siswi SMA Dibenturkan ke Aspal, Risiko Cedera Kepala yang Dialaminya Bisa Fatal!