Find Us On Social Media :

Orangtua Wajib Tahu, ASI dan Suplemen Tak Dapat Menggantikan Imunisasi

Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI) mengatakan, asi dan suplemen tak dapat menggantikan imunisasi.

GridHEALTH.id -  Imunisasi atau pemberian vaksin merupakan salah satu upaya untuk meningkatkan kekebalan tubuh terhadap suatu penyakit. Imunisasi sangat penting bagi semua anak.

Baca Juga : Imunisasi HIB Wajib Sesuai Jadwal Agar Bayi Terhindar Radang Otak

World Health Organization (WHO) mendefinisikan imunisasi sebagai proses di mana seseorang menjadi kebal atau resisten terhadap penyakit menular.

Sayangnya, masih banyak orangtua yang enggan anaknya diimunisasi dengan berbagai alasan. Padahal seharusnya tidak boleh ada ayah-ibu yang melarang pemberian vaksin pada anak karena pemberian dan penyelenggaraan imunisasi telah diatur dalam Peraturan Menteri Kesehatan Nomer 42 tahun 2013.
 
Laman resmi Ikatakan Dokter Anak Indonesia (IDAI) juga menjelaskan apabila anak tidak mendapatkan imunisasi secara lengkap, maka tubuhnya tidak memiliki sistem kekebalan tubuh yang spesifik dalam penyakit-penyakit tertentu.
 
Lantas  anak yang tidak diimunisasi akan menyebarkan kuman-kuman tersebut ke adik atau kakaknya yang juga belum diimunisasi secara lengkap.
 
Apabila wabah penyakit ini menyebar ke mana-mana, maka akan menyebabkan sakit bahkan kematian pada banyak anak.
Baca Juga : Aturan Minum di Saat Puasa Agar Tak Dehidrasi
 
Artinya, keputusan orangtua untuk tidak memberi anaknya imunisasi membahayakan tidak hanya anaknya sendiri tapi juga anak-anak orang lain di sekitarnya.

Herannya, masih ada orangtua yang bertanya, apakah imunisasi bisa digantikan dengan  pemberian ASI eksklusif, makanan bergizi, lingkungan sehat, serta suplemen.

Baca Juga : Aneka Makanan Sehat Pelancar Haid Ini Wajib Dikonsumsi

Betapa tidak, di tengah gencarnya program imunisasi, masih ada pihak yang meragukan dan mempertanyakan program imunisasi.

Faktanya, semua penelitian pun di dunia menyatakan ASI dan suplemen tak dapat menggantikan imunisasi.

Menurut Dr. dr. Badriul Hegar, SpA (K), dari RS Cipto Mangunkusumo Jakarta seperti dikutip dari Tabloid Nakita, kekebalan yang dibentuk tiga faktor tadi sangatlah berbeda.

Berbagai komponen tersebut hanya membentuk kekebalan tubuh secara umum, tidak secara spesifik terhadap kuman tertentu.

Meski si bayi sehat, kalau jumlah kuman yang menyerang banyak dan ganas, ia pun bisa sakit, cacat, atau bahkan kehilangan nyawa.

Baca Juga : Fakta Tentang Obat Diet, Bikin Kekurangan Gizi Hingga Menguras Kantong

Ada pengalaman sangat berharga yang dapat dipetik dari negara-negara maju. Dulu, negara seperti Inggris dan Jepang tahun '70-an sempat menurunkan pemberian imunisasi akibat kekhawatiran atas dampak pemberian vaksin tersebut.

Hasilnya, terjadilah epidemi kasus pertusis. Di Inggris angka penderita pertusis sempat meroket hingga 100.000 kasus dengan 36 harus meregang nyawa pada 1978.

Hal yang sama terjadi di Jepang, bila sebelumnya kasusnya hanya 393 tanpa kematian, setelah pemberian imunisasi diturunkan, kejadiannya bertambah menjadi 13.000 kasus dengan 41 kematian.  

Baca Juga : Wanita Jangan Takut Latihan Beban, Bisa Turunkan Risiko Kanker Usus

Jadi dapat disimpulkan, ASI dan suplemen tak dapat menggantikan imunisasi. Belajar dari kasus di atas,  orangtua perlu memberikan imunisasi pada anak untuk  melindungi dirinya sendiri dan orang-orang di sekitar kita. (*)