GridHEALTH.id - Meninggalnya sang desainer sekaligus aktor legendaris Robby Tumewu meninggalkan duka tersendiri di dunia hiburan pada saat itu.
Robby Tumewu diketahui meninggal pada Senin (14/1/2019) lalu di usia 65 tahun karena sakit sejak tahun 2010 silam.
Desainer kondang ini diketahui meninggal dunia akibat mengidap infeksi paru-paru, meskipun sebelumnya ia sempat mengalami pendarahan otak serta stroke yang sudah dideritanya sejak lama.
Baca Juga : Batu Ginjal Paling Sering Dialami Pria, Lakukan 11 Kebiasaan Ini Untuk Mencegahnya!
"Iya betul meninggal tadi pukul 00.15 WIB di rumahnya. Beliau sudah 3 kali pecah pembuluh darahnya dari 2010 lalu, tapi meninggalnya karena sakit infeksi paru-paru," kata Debby dikutip dari Kompas.com (15/1/2019).
Debby Sahertian lantas menceritakan kondisi terakhir Robby Tumewu sebelum meninggal dunia ketika teman-teman Lenong Rumpi menjenguknya.
Ia menceritakan Robby Tumewu hanya mampu terbaring di atas kasur karena sudah kesulitan beraktivitas atau bergerak.
Selain kesulitan berkomunikasi, Robby juga sudah tidak bisa mengingat orang yang dulunya ia kenal baik karena efek dari pendarahan otak.
"Masih terbaring aja karena beliau kan sudah enggak bisa diajak bicara, dia juga enggak ingat lagi dengan kita karena pembuluh darahnya sudah pecah ya. Kondisinya begitu," jelasnya.
Sayangnya, belum diketahui sejak kapan aktor senior Robby Tumewu mulai menderita infeksi paru-paru hingga meninggal dunia.
Namun, kasus artis meninggal dunia karena infeksi paru-paru seperti Robby Tumewu sudah banyak terjadi.
Ada banyak hal yang dapat menyebabkan seseorang mengidap infeksi paru-paru atau pneumonia, salah satunya adalah kebiasaan mengupil.
Siapa sangka, kebiasaan sepele ini justru berdampak mengerikan jika dilakukan terlalu sering.
Baca Juga : Dijamin Sehat, Ini Menu Buka dan Sahur yang Rekomendasikan Oleh Ahli Nutrisi Selama Puasa
Melansir dari Intisari, penelitian terbaru memperingatkan bahwa mengupil bisa menyebarkan bakteri berbahaya yang menyebabkan pneumonia (infeksi paru-paru).
Penelitian yang dipublikasikan di European Respiratory Journal adalah yang pertama kali menunjukkan bahwa penularan pneumonia dapat melalui kontak antara hidung dengan tangan.
Untuk itu, para ahli menyarankan kepada orangtua agar menjaga kebersihan mainan dan tangan anak-anak mereka.
Hal itu bertujuan untuk membantu melindungi anak-anak dan menghindari penyebaran bakteri.
Peneliti utama Dr. Victoria Connor, seorang peneliti klinis di Liverpool Hospital, mengatakan bahwa infeksi pneumokokus adalah penyebab utama kematian di seluruh dunia dan penyebab 1,3 juta kematian pada anak-anak di bawah lima tahun setiap tahunnya.
Memiliki pemahaman tentang bagaimana bakteri menyebar akan memungkinkan penanganan yang lebih baik agar penularan dapat dikurangi, sehingga ada pencegahan infeksi pneumokokus yang lebih besar.
Para peneliti menemukan bahwa bakteri dapat berpindah dari tangan ke hidung.
Penularan itu bisa terjadi dengan saat orang-orang mengupil, atau menggosokkan hidung dengan punggung tangan mereka.
Connor mengatakan bahwa mungkin tidak realistis untuk meminta anak berhenti mengupil atau menggosok hidung mereka.
Baca Juga : Sahur Boleh Minum Air Putih Saja? Ini Jawaban Secara Agama dan Medis
"Ini mungkin tidak realistis membuat anak berhenti menggosok atau menyentuh hidung mereka," tutur Connor.
Kehadiran bakteri juga kadang-kadang dapat meningkatkan sistem kekebalan tubuh anak-anak dan dapat mengurangi peluang mereka terkena penyakit di kemudian hari.
Sehingga tidak jelas apakah benar-benar mengurangi penyebaran pneumokokus pada anak-anak adalah hal terbaik.
"Selain itu, kehadiran bakteri terkadang dapat meningkatkan sistem kekebalan tubuh anak-anak dan mengurangi peluang mereka tertular penyakit di kemudian hari," sambungnya.
Tapi untuk orangtua, karena penelitian ini menunjukkan bahwa tangan cenderung menyebarkan pnemumokokus (radang paru-paru), ini mungkin penting ketika anak-anak melakukan kontak dengan orang dewasa ketika sistem kekebalan tubuh mereka sedang turun.
Dalam situasi ini, memastikan kebersihan tangan dan mainan atau benda lain mungkin akan mengurangi risiko terkena infeksi pneumokokus seperti pneumonia.
Profesor Tobias Welte, Presiden European Respiratory Society menambahkan, "Studi percontohan ini adalah yang pertama untuk mengkonfirmasi bahwa bakteri pneumokokus dapat menyebar melalui kontak langsung, bukan hanya melalui pernapasan pada bakteri di udara."
Jadi, lebih baik kurangi kebiasaan mengupil ini untuk menghindari terkena infeksi paru-paru.(*)
Baca Juga : Inilah Daftar Ikan yang Mengandung Merkuri, Bisa Sebabkan Masalah Otak
Artikel ini sudah tayang di Nakita.id dengan judul, "Robby Tumewu Meninggal Karena Infeksi Paru-paru, Kebiasaan 'Ngupil' Ternyata Bisa Jadi Penyebabnya!"