Find Us On Social Media :

Pemilu 2019, Sejumlah Petugas Meninggal, Ini Risiko Akibat Kelelahan!

Sejumlah petugas KPPS dan polisi meninggal akibat kelelahan.

GridHEALTH.id - Ternyata di balik penyelenggaraan pemilu capres dan cawapres untuk periode 2019 hingga 2024 ini menyisakan duka bagi sejumlah orang.

Sebanyak 12 petugas kelompok Penyelenggara Pemungutan Suara (KPPS) di Jawa Barat gugur saat menjalankan tugasnya.

Sejumlah petugas KPPS tersebut tersebar dari 9 kota atau kabupaten di Jawa Barat.

Baca Juga : Sandiaga Uno Terlihat Lesu Saat Dampingi Prabowo, Pernyataan Pakar Mikro Ekspresi Dibantah & Disebut Cawapres Sedang Sakit Ini

“Ada 12 orang di 9 kota/kabupaten di Jawa barat,” kata ketua KPU Jabar Rifqi Ali Mubarok yang dihubungi Kompas.com, Jumat (19/4/2019).Sebagian besar penyebab meninggalnya para petugas ini adalah karena kelelahan. Sedangkan beberapa lainnya mengalami kecelakaan lalu lintas.

Tidak hanya itu, sebanyak 9 anggota Polri pun gugur saat melaksanakan pengamanan di TPS dan setelah perhitungan suara berakhir.

Kepala Biro Penerangan Masyarakat Polri Brigjen Pol Dedi Prasetyo mengatakan para anggota Polri yang meninggal dunia saat bertugas mengawal Pemilu 2019 akan dinaikkan pangkatnya setingkat lebih tinggi.

"Semua Almarhum dinaikkan pangkatnya setingkat lebih tinggi. Termasuk Brigjenpol Syaiful Zahri menjadi Irjenpol," ujar Dedi.

Sama seperti kebanyakan petugas KPPS, sebagian besar anggota Polri yang gugur juga diduga meninggal akibat kelelahan selama bertugas.

Kejadian yang sama pernah terjadi di Jepang pada 2017, seorang wanita meninggal dunia akibat kelelahan setelah bekerja lembur selama 150 jam.

Fenomena seperti ini di Jepang bernama Karoshi, dan bukan pertama kalinya terjadi di Negeri Sakura tersebut.

Menurut Brigid Schulte, direktur pendiri The Good Life Initiative dan penulis dari buku "Overwhelmed: Work, Love, and Play When No One Has the Time”, hal ini bisa saja terjadi.

Baca Juga : Nyalakan Rokok Ketika Sedang Isi Bensin, Pria Ini Disemprot Racun Api Oleh Petugas SPBU

"Orang-orang harus paham bagaimana berbahayanya bekerja secara berlebihan terhadap kesehatan," tuturnya, melansir Healthline.

"Itu membuat kita sakit," sambungnya.

Banyak masalah kesehatan akibat terlalu banyak bekerja, yang membuat tubuh menjadi kelelahan parah.

Menurut Centers for Disease Control and Prevention (CDC), penyakit kardiovaskular, gangguan muskuloskeletal, gangguan psikologis, bunuh diri, hingga kanker bisa terjadi ketika seseorang kelelahan karena bekerja.

Sedangkan gangguan fungsi kekebalan tubuh adalah masalah kesehatan utama akibat terlalu banyak bekerja.

Sebuah studi yang diterbitkan dalam jurnal Occupational and Environmental Medicine menggambarkan hubungan dari jam kerja seseorang dalam seminggu dan risiko serangan jantung. 

Orang yang bekerja 55 jam seminggu, 16% lebih mungkin meningkatkan risiko serangan jantung bila dibandingkan dengan mereka yang bekerja 45 jam seminggu. 

Sementara mereka yang bekerja 65 jam seminggu melihat risiko mereka meningkat sebesar 33%.

 

Baca Juga : Nyalakan Rokok Ketika Sedang Isi Bensin, Pria Ini Disemprot Racun Api Oleh Petugas SPBU

Hal ini didukung oleh laporan dari NCBI, kelelahan berlebihan bisa menjadi sebab kematian mendadak yang dikaitkan dengan rasa tegang yang berkepanjangan selama bekerja atau penyakit jantung.

Lalu, sebuah studi yang diterbitkan pada 2014 oleh jurnal Psychosomatic Medicine mengatakan mereka yang memiliki jenis pekerjaan tinggi memiliki peluang 45% lebih tinggi terkena diabetes dibandingkan mereka yang memiliki jenis pekerjaan yang rendah.

Merasa terlalu banyak bekerja juga dapat merusak kesehatan mental.

Asal tahu saja, stres berkorelasi dengan 75 hingga 90% kunjungan medis, menurut American Institute of Stress.  (*)