Find Us On Social Media :

Andi Soraya Ungkap Gangguan Kejiwaan yang Pernah Diidap Steve Emmanuel, Tak Percaya Mantannya itu Bandar Narkoba

Kenali gangguan kejiwaan yang pernah diidap Steve Emmanuel sebelum terjerat kasus narkoba

GridHEALTH.id - Andi Soraya mengungkapkan pesinetron Steve Emmanuel pernah mengidap gangguan kesehatan mental.

Dalam wawancaranya dengan Halo Selebriti yang tayang pada 9 April lalu Andi Soraya mengatakan jika mantannya itu, Steve Emmanuel, yang sekarang sedang tersandung kasus narkoba pernah mengidap OCD atau Obsessive Compulsive Disorder.

Itulah mengapa Andi Soraya belum memercayai Steve merupakan bandar narkoba.

Baca Juga : Difasilitasi, Sekarang BPJS Akan Tanggung Biaya Pengobatan Caleg Stres Karena Gagal di Pemilu 2019 Ini!

"Aku sebagai orang yang pernah bersama dia lama, udah kayak emaknya, udah kayak ibunya kalau aku lihat. Aku bener-bener tidak yakin, seribu, sepuluh ribu tidak yakin aku kalau Steve menjadi bandar," kata Andi Soraya, melansir Nakita.ID.

Kemudian ia menjelaskan Steve pernah mengidap gangguan kejiwaan.

Ia juga kerap mengalami kecemasan yang berlebihan. Bahkan sejak empat tahun lalu Steve mendapat menanganan dari seorang psikiater.

Baca Juga : Inilah Tanda Awal Kanker Sedang Berkembang yang Seharusnya Diwaspadai Sebelum Terlambat

"Aku tahu itu, karena aku mengalaminya sendiri. Tapi dulu aku nggak tahu kalau itu namanya OCD. Aku nggak ngerti. Tapi aku cuma bilang, ini ada psikologis (Steve) yang aneh sekali. Karena aku lihat dia orang yang punya rasa kecemasan yang berlebihan," sambung Andi.

Hal serupa juga diungkapkan oleh Prof.Dr.Ir. Richard Claproth, psikater yang menangani Steve Emmanuel.

"Dia menderita sebelum peristiwa ini, dia menderita obesessive compulsive disorder, dia menderita post traumatic," terang Richard Claproth.

Karenanya kini Steve merasa tertekan berada di penjara.

Menurut Richard, bila ini tak segera diselesaikan, Steve bisa menjadi gila bahkan mati di penjara.

Baca Juga : Duka Pemilu 2019, 9 Polisi & 12 Petugas KPPS Meninggal Kelalahan; Bagaimana Kelelahan Berisiko Kematian?

"Jadi keluarga melakukan ini, kalau saya karena dari sisi kesehatannya, dari mind-nya, sisi psikisnya, dia bisa gila.  So, kita keluarga konsen pada keselamatan Steve," jelasnya.

Mengutip International OCD Foundation, OCD (Obsessive Compulsive Disorder) terjadi ketika seseorang terjebak dalam siklus obsesi dan kompulsi, .

Obsesi merupakan pikiran tentang gambaran, atau dorongan yang memicu perasaan sangat tertekan yang tak diinginkan.

Sedangkan kompulsi merupakan perilaku yang dilakukan seseorang untuk berusaha menyingkirkan obsesi, bisa juga untuk mengurangi kesulitannya.

Baca Juga : Pernah di Posisi Ani Yudhoyono, Sutopo Purwo Sarankan Makanan Ini Untuk Mengurangi Efek Kemoterapi Kanker

Jadi, kondisi ini terdiri atas 2 unsur utama, yaitu gangguan pikiran atau obsession dan keharusan untuk melakukan sesuatu atau compulsion.

Menurut NHS UK, obsesif kompulsif (OCD) mempengaruhi orang secara berbeda, tetapi biasanya menyebabkan pola pemikiran dan perilaku tertentu.

Pola ini memiliki 4 langkah utama:

1. Obsesi - di mana pikiran, citra, atau dorongan yang tidak diinginkan, mengganggu, dan sering kali menekan berulang kali memasuki pikiran pengidap.

2. Kecemasan - obsesi memicu perasaan cemas atau tertekan.

Baca Juga : Pernah di Posisi Ani Yudhoyono, Sutopo Purwo Sarankan Makanan Ini Untuk Mengurangi Efek Kemoterapi Kanker

3. Paksaan - perilaku berulang atau tindakan mental yang dirasa didorong untuk melakukan esuatu sebagai akibat dari kecemasan dan kesedihan yang disebabkan oleh obsesi.

4. Kelegaan sementara - perilaku kompulsif untuk sementara meredakan kecemasan, tetapi obsesi dan kecemasan segera kembali, menyebabkan siklus dimulai lagi.

Sebagai gambaran, pengidap OCD akan memikirkan suatu hal tertentu dan hal tersebut terus berputar secara berulang-ulang.

Sekeras apapun usaha yang dilakukan untuk mengenyahkannya, pikiran tersebut akan tetap ada.

Baca Juga : Misteri Kematian RA Kartini, dari Diracuni Oleh Belanda Hingga Diduga Alami Preeklamsia Usai Melahirkan

Akibatnya, penderita akan mengalami kecemasan yang timbul akibat peringatan dari sistem otak bahwa mereka sedang dalam bahaya dan ini akan mendorong mereka untuk melakukan sesuatu.

Tetapi, di sisi lain, penderita tahu persis bahwa hal yang dipikirkan itu bukanlah suatu ancaman. Sayangnya tetap saja, rasanya sulit untuk tidak mencemaskan hal itu.

Inilah yang dirasakan pengidap OCD. Otak akan terus 'berbohong' dengan mengatkan adanya bahaya, padahal tidak ada.

Melansir pijarpsikologi.org, gejala setiap penderita OCD bisa jadi berbeda, namun terdapat beberapa macam gangguan pikiran dan keharusan yang umum terdapat pada pengidap OCD.

Di antara bentuk gangguan pikiran (obsession) yang umum pada penderita OCD adalah rasa takut terkontaminasi kuman dan kotoran, rasa menuntut ketepatan dan kesempurnaan, rasa takut akan kerusakan, pemikiran seksual yang tidak diinginkan hingga obsesi keagamaan.

Sedangkan di antara bentuk keharusan untuk melakukan sesuatu (compulsion) yang umum ialah terlalu sering mencuci tangan, terlalu sering bersih-bersih, mengulang-ulang aktivitas rutin, bolak-balik mengecek akan bahaya yang mungkin datang, dan lain-lain.(*)

Baca Juga : Wajah Anak Zaskia Mecca Bruntusan, Ini Bahaya Penyakit Pernapasan Bronkiolitis yang Pernah Diderita Bhre