Find Us On Social Media :

Hari Imunisasi Dunia, 12% Anak Indonesia Belum Imunisasi Lengkap!

Imunisasi dasar yang lengkap seyogyanya sudah diberlakukan pada usia 11 atau 12 bulan.

GridHEALTH.id - Indonesia masih menghadapi tantangan memperluas cakupan imunisasi dasar. Sebagaimana tertuang dalam data World Health Organization pada tahun 2018, hanya ada sekitar 20 juta anak yang baru mendapatkan imunisasi dasar lengkap.

Baca Juga : Imunisasi HIB Wajib Sesuai Jadwal Agar Bayi Terhindar Radang Otak

Kondisi serupa juga terjadi di Indonesia. Menurut Direktur Jenderal Pencegahan dan Pengendalian Penyakit, Kesehatan RI, dr. Anung Sugihantono, M.Kes, cakupan imunisasi dasar lengkap Indonesia pada tahun 2018 baru mencapai 87,8%. Artinya masih ada 12% Indonesia belum mendapatkan imunisasi dasar lengkap.

"Nah karena imunisasi dasar lengkap itu dasarnya hingga anak usia 11 atau 12 bulan. Jadi masih ada sekitar 400 ribu yg belum diimunisasi pada tahun 2018," ungkap Anung saat Peringatan Hari Imunisasi Sedunia, di Kementerian Kesehatan, Selasa, 23 April 2019 seperti dikutip dari Kompas.cp,

Selain itu, Anung mengatakan, masih ada sekitar 1% anak Indonesia yang belum mendapatkan imunisasi sama sekali, dan jumlah itu merata di hampir seluruh Indonesia.

"Tapi proporsi di Indonesia Timur dan berkaitan dengan Imunisasi MR kemarin seperti Aceh dan Sumatera Barat termasuk yang imunisasi dasar lengkapnya masih belum menggembirakan," katanya.

Baca Juga : Hari Ginjal Sedunia, Tips dan Trik Menjaga Ginjal Tetap Sehat

Untuk itu, lanjut Anung, pihaknya terus berupaya untuk meningkatkan pemahaman kepada masyarakat tentang pentingnya imunisasi.

Lebih jauh, ia menyampaikan bagi yang telah mendapatkan imunisasi dasar lengkap akan lebih baik jika mendapatkan imunisasi tambahan.

"Jadi bukan sekadar menambahkan tapi juga menguatkan. Sehingga kita masih punya waktu untuk mengoptimalkan," kata dia. 

Baca Juga : Selalu Merasa Haus? Gangguan Kesehatan Ini Bisa Menjadi Penyebab

Selama ini, di Indonesia imunisasi dasar lengkap bagi anak-anak mencakup pemberian delapan vaksin yakni difteri, polio, tetanus, campak, tuberculosis, BCG, pneumonia, hepatitis B, dan meningitis.

Namun rencananya, di tahun 2019 vaksin akan ditambah menjadi 13 vaksin.

Dirjen Pengendalian Penyakit dan Penyehatan Lingkungan (P2PL) Kemenkes RI dr H.M. Subuh, MPPM, mengatakan jumlah vaksin perlu ditambah karena makin banyaknya paparan penyakit yang ada.

Apalagi, dibanding negara tetangga yang sudah memiliki 13 antigen, bahkan Amerika Serikat sudah mempunyai 15 antigen.

Baca Juga : Tak Sebersih Dikira, Tirai Rumah Sakit Berpotensi Munculkan Superbug

"Sudah saatnya Indonesia melakukan itu. Ditambah lagi banyak penyakit yang secara potensial memengaruhi tumbuh kembang anak. Saat ini sedang dalam masa persiapan akan masuk di kita vaksin rubella, pneumococcus, injectable polio vaccine, rotavirus, dan japanese encephalitis. Penyakit itu masih mengancam di Indonesia," terang Subuh.

Subuh menuturkan saat ini, dikutip dari detik.com, di Indonesia, rata-rata imunisasi dasar lengkap sudah mencapai target.

Baca Juga : Tidur Sehat Tanpa AC Tapi Tidak Kegerahan, Begini Caranya

Namun, perlu diwaspadai masalah disparitas atau gap di antara kabupaten atau desa. Sebab, cakupan Universal Child Immunization (UCI) tahun 2002-2014 rata-rata masih kurang dari 80%.

Idealnya angka UCI, dikatakan Subuh memang 100% tetapi jika di lapangan sudah mencapai 90%, maka perlindungan kesehatan melalui imunisasi sudah dilakukan secara universal.

Target UCI sendiri minimal 90%. Data Imunisasi Dasar Lengkap (IDL) tahun 2014 mencapai 86,8% sementara UCI desa 82,8%.

"Target IDL 93% sampai 2019. Sementara UCI desa 92%, artinya tidak boleh satu pun desa di suatu kabupaten cakupan imunisasinya kurang dari 90%. Misalnya mencapai angka 92% di satu kabupaten tetapi ada satu desa yang cakupannya hanya 85%, tidak dianggap UCI.

Tantangan pemberian imunisasi, menurut Subuh bukan hanya cakupan wilayah pemberiannya, tetapi juga mutu imunisasi yang diberikan.

Baca Juga : Aturan Mandi di Saat Puasa, Jangan Berlama-lama Karena Bikin Kulit Kering

Untuk mengatasi kendala ini, salah satu upaya yang dilakukan Kemenkes yakni menggelar Gerakan Akselerasi Imunisasi Nasional.

Pada tanggal 26 April 2015 mendatang, Kemenkes melakukan kegiatan acara puncak Pekan Imunisasi Dunia.

Rangkaian kegiatan ini adalah awal kegiatan kampanye peduli kesehatan ibu dan anak yang akan berjalan selama 9 bulan, dimulai dari tanggal 21 April di Hari Kartini hingga 22 Desember, bertepatan dengan Hari Ibu.

Baca Juga : Tes Analisis Sperma, Tes yang Membantu Pria Mengatasi Infertilitas

"Pekan Imunisasi Dunia 2015 tanggal 24-30 April akan dilakukan intensifikasi layanan imunisasi di setiap daerah selama 7 hari, hari libur tetap buka.

Dilakukan juga sweeping imunisasi, pelatihan manajemen imunisasi, dan mengingatkan pada masyarakat pentingnya imunisasi untuk mencegah penyakit karena imunisasi adalah cara yg efisien dan efektif untuk menanggulangi penyakit," tutup Subuh. (*)