Penelitian ini menemukan bahwa usia secara negatif berhubungan dengan aspek kualitatif dari memori kerja ini. Hal ini berhubungan dengan seberapa kuat dan akuratnya memori seseorang.
Baca Juga: Alasan Penderita Diabetes Diminta Batasi Makan Kurma Saat Berbuka
"Penelitian lain telah menghubungkan setiap faktor ini secara terpisah terhadap fungsi memori kerja secara keseluruhan.
Hasil penelitian ini yang melihat bagaimana faktor ini dihubungkan dengan kualitas dan kuantitas memori, merupakan riset pertama mengenai hal ini," terang Weiwei Zhang, asisten profesor di University of California.
"Ketiga faktor ini saling berhubungan. Sebagai contoh, manula lebih cenderung mengalami mood negatif dibanding pada orang dewasa yang lebih muda. Kualitas tidur yang buruk ini sering dihubungkan dengan mood depresi," sambungnya.
Peneliti melakukan dua penelitian untuk menghasilkan temuan ini. Pada penelitian pertama, mereka menggunakan 110 mahasiswa yang melaporkan kualitas tidur yang dimiliki, perasaan depresi, serta hubungan mandiri mereka terhadap pengukuran eksperimental memori kerja.
Baca Juga: Pertama di Indonesia, Pemkot Surabaya Punya Ambulance Khusus Bayi dan Anak
Pada penelitian kedua, peneliti menggunakan 31 peserta berusia 21 hingga 77 tahun. Peneliti memeriksa mengenai usia dan hubungannya terdapat memori kerja.
Ketiga faktor memori kerja ini berkontribusi terhadap memudarnya ingatan seseorang. Walau begitu, terdapat cara berbeda dan mungkin menghasilkan mekanisme yang mandiri pada otak.(*)