GridHEALTH.id - Beberapa tahun lalu publik ditanah air sempat dikejutkan dengan viralnya Aria Permana (13), bocah laki-laki asal Karawang yang dulu sempat berbobot hingga dua kuintal.
Kini berat badan bocah raksasa 13 tahun itu berkurang menjadi 87 kg.
Diketahui sebelumnya, perubahan drastis fisik Aria ini selain berkat kerja sama tim dokter yang menanganinya, juga ada peran binaragawan profesional Indonesia, Ade Rai.
Baca Juga: Hati-hati Tinggal di DKI Jakarta, Risikonya Tinggi Terkena Diabetes dan Obesitas
Namun, atlet yang terkenal dengan rambut kuncirnya ini selalu merendah menerima pujian tersebut.
"He he he, sekali lagi, bukan karena saya, nanti salah paham. Kreditnya buat keluarga Arya dan tim dokter yang rutin mengunjungi. Saya hanya bantu motivasi dari jauh ," ungkap Ade Rai dalam acara Sapa Indonesia Siang di Kompas TV (18/9/2016).
Dalam tayangan itu juga Ade sempat memberi tahu latihan apa saja yang ia rekomendasikan untuk Aria ini.
"Pertama melatih kekuatan otot jantungnya atau biasa disebut kardiovaskular exercise. Nah, jadi tentunya dia mesti banyak bergerak, dia bisa jalan kaki ke sekolah dan sebagainya, atau bisa melibatkan olahraga-olahraga permainan seperti kesukaan Aria sepak bola," kata Ade Rai.
Baca Juga: Tangan & Kaki Bayi Seperti Roti Sobek Bukan Pertanda Obesitas, Itu Wajar dan Sehat
"Yang Kedua tentunya melatih kekuatan otot rangka dengan melakukan yang disebut resistance training atau pengencangan otot," tambah Ade.
Lebih lanjut Ade menyebutkan khusus untuk Aria sebenarnya beberapa kegiatan yang dilakukan memang harus sangat pelan-pelan karena perlu waktu lebih.
"Jadi yang dilakukan untuk melatih otot kakinya yang paling gampang dan sederhana adalah dia melakukan gerakan-gerakan yang melangkah. Langkah naik turun, maju kakinya ke depan turun lagi kebelakang," imbuh Ade.
Baca Juga: Dari 6 Faktor, Obesitas Juga Berisiko Memicu Tumbuhnya Tumor Otak & Begini Cara Penyembuhannya!
Salah satu yang dilakukan Aria adalah gerakan kontraksi statis.
"Jadi buat Aria sendiri sebenarnya kalo kita bilang gerakan-gerakannya itu harus sederhana. Strategi dalam hal ketika kadar lemaknya begitu tinggi fokus memang kepada cardiovascular exercise bukan resistance training, tapi tetap keduanya harus dilakukan," terangnya.
Tapi yang paling utama menurut Ade Rai yang mesti diperhatikan adalah pola makan.
Atlit yang sudah berumur 49 tahun ini menyarankan Aria untuk tetap mengonsumsi makanan berserat seperti buah-buahan dan sayuran. Ia juga mengingatkan untuk mengurangi makanan kompleks karbohidrat seperti nasi dan tepung-tepungan.
Ade Rai juga mengungkapkan kasus Aria Permana ini, bukanlah suatu kelainan tapi lebih kepada kelengahan atau kecerobohannya sendiri.
"Ketika Aria lahir dengan kondisi yang normal, berat badan juga normal pada awalnya, tapi makin lama makin meningkat karena makan berlebihan. Sekarang tinggal makannya dikurangi maka berat badannya berkurang," tutup Ade Rai. (*)
#gridnetworkjuara #gridhealth