Find Us On Social Media :

Ingat Komedian Gemuk Pretty Asmara? Ternyata Gaya Hidup Membuatnya Menderita di Penghujung Kehidupannya

Pretty Asmara gaya hidup yang merenggut hidupnya.

GridHEALTH.id – Komedian bertubuh tambun, Pretty Asmara, memang sudah lama meninggal dunia.

Dirinya meninggal dalam usia 41 tahun di RS Pengayoman cipinang pada Minggu (4/11/2018) pukul 06.55 WIB.

Baca Juga: Hamil di Atas Usia 30 Taun Sandra Dewi Alami Blighted Ovum, Bagaimana dengan Jennifer Jill Supit Istri Ajun Perwira yang Usianya Hampir 50 Tahun?

Penyebab kematiannya diketahui karena infeksi paru dan hati.

Dalam ilmu medis, seperti dilansir dari ncbi.nlm.nih.gov, disfungsi hati telah diketahui mempengaruhi paru-paru dalam banyak situasi klinis yang berbeda, meskipun mekanisme untuk efek ini tidak dipahami dengan baik.

Salah satu interaksi yang semakin dikenal, sindrom hepatopulmonary (HPS) terjadi dalam konteks sirosis dan terjadi ketika pelebaran mikrovaskuler alveolar menyebabkan kelainan pertukaran gas arteri dan hipoksemia.

Baca Juga: Pengakuan Artis Sandra Dewi yang Selama Ini Tak Diungkapnya ke Publik, Pernah Mengalami Risiko Hamil di Atas Usia 30 Tahun!

HPS terjadi pada hingga 30% pasien dengan sirosis dan secara signifikan meningkatkan mortalitas pada pasien yang terkena.

Untuk kasus Pretty Asmara sendiri, seperti dikutip dari Kompas.com (04/11/2018, 16:08 WIB), kepala Rumah Sakit (RS) Pengayoman Cipinang, Jakarta Timur, Dokter Daniel, "Karena proses infeksi di paru-paru itu dengan infeksi di hati. Kemungkinan ada (riwayat penyakit) sebelum masuk ke rutan (rumah tahanan). Cuma, mungkin mendiang enggak pernah check up, pas masuk rutan baru keluar gejalanya," tutur Daniel di RS Pengayoman.

Baca Juga: 'Saya Lelah' Atau 'Saya Mengantuk', Begini Cara Membedakannya

Ia menjelaskan bahwa Pretty dibawa ke rumah sakit tersebut pada 18 Oktober 2018 pukul 18.00 WIB dengan keluhan sesak napas dan pusing.

Pretty ketika itu ditangani oleh dokter jaga di Unit Gawat Darurat (UGD) dan kemudian dirujuk ke dokter spesialis paru-paru. "Jadi, waktu diperiksa diduga ada gangguan pada paru-paru. Jadi, besoknya kami kasih oksigen waktu itu. Tahap pertama, kasih infus kemudian rawat inap. Besoknya diperiksa dokter spesialis, itu ada pembesaran di hati. Ada gangguan fungsi hati juga, selain gangguan fungsi paru," ujar Daniel.