Find Us On Social Media :

Sadar Akan Bahaya Sampah Plastik, Rayi Sebut RAN Sering Bawa Tumbler Saat Manggung

Personil grup musik RAN, Rayi Putra bersam istri, Dila Hadju ketika menghadiri acara talkshow di Senayan City, Jakarta Pusat, Rabu (4/7/2019).

GridHEALTH.id - Sampah plastik tak cuma jadi persoalan di dalam negeri tetapi sudah menjadi masalah internasional.

Sadar akan bahaya yang akan ditimbulkan, personil grup musik RAN, Rayi Putra ternyata juga punya cerita sendiri soal usaha mengurangi sampah plastik bersama rekan-rekan manggungnya.

Sejak akhir tahun 2018, Rayi bersama 15 orang rekannya Asta dan Nino di RAN beserta tim manajemen memulai langkah tersebut bersama-sama.

"Kita lihat di lingkungan manggung apa yang bisa dikurangi," kata Rayi saat ditemui Kompas.com pada acara talkshow Envirochallenge di gerai The Body Shop Senayan City, Jakarta Pusat, Rabu (3/7/2019).

Baca Juga: Mulai 1 Maret Kantong Plastik Sudah Berbayar, Ternyata Begini Bahaya Plastik Bagi Kesehatan

Rayi dan rekan-rekannya kemudian menyadari bahwa dalam sekali manggung mereka bisa menghabiskan sekitar 100 botol minuman kemasan, dari sebelum hingga setelah manggung di satu acara.

Karena alasan itu, RAN dan tim kemudian mencoba mengurangi sampah plastik.

Saat manggung biasanya mereka meminta agar tidak diberikan botol minum plastik melainkan disediakan dispenser.

Setiap orang juga membawa botol minum masing-masing yang bisa diisi ulang. "Kita beli tumbler sendiri untuk dibawa kemana-mana. Bahkan bikin hardcase untuk tumbler-nya," kata ayah satu anak itu.

Dari langkah tersebut, setidaknya mereka sudah bisa mengurangi ratusan sampah botol plastik.

Rayi berharap langkahnya ini diikuti oleh banyak orang terlebih sesama musisi. Langkah tersebut menurutnya akan mudah jika diiringi dengan usaha.

Baca Juga: Cerai dari Farhat Abbas, Regina Banting Setir Jadi Penyanyi Hingga Berat Badannya Turun 10 Kilogram

"Kadang kesannya kok berat atau susah. Sebenarnya sih enggak ribet dan sebegitu sulitnya," kata penyanyi kelahiran Jakarta 1987 itu.

Ketika menjalani hidup dengan mulai mengurangi sampah plastik, tak masalah jika sesekali lupa dan masih menggunakan plastik.

Setidaknya, kita sudah berusaha menyebarkan nilai-nilai positif tersebut ke lingkungan sekitar ujar Rayi.

Perlu diketahui, kandungan dalam kantong plastik seperti bisphenol A (BPA) yang merupakan bahan kimia yang digunakan untuk membuat plastik, pelapis kaleng makanan dan minuman.

Ketika bahan kimia ini berada di dalam kaleng atau botol plastik, bahan kimia itu bisa masuk ke dalam makanan atau minuman bahkan dapat masuk ke dalam tubuh ketika menelan makanan atau minumannya.

Baca Juga: Cerai dari Farhat Abbas, Regina Banting Setir Jadi Penyanyi Hingga Berat Badannya Turun 10 Kilogram

FDA mengatakan ada sejumlah penelitian terbaru yang dilakukan pada tikus yang menunjukkan hubungan antara tingkat kimia dan infertilitas yang tinggi, diabetes, obesitas, penyakit jantung, dan tekanan darah tinggi.

Selain itu, plastik BPA juga berbahaya bagi bayi karena terbukti dapat memengaruhi berat badan lahir, perkembangan hormonal, perilaku dan risiko kanker.

Sementara itu, penggunaan plastik BPA juga dapat dikaitkan dengan masalah kesehatan berikut:

- Gangguan fungsi hati.

- Gangguan sistem kekebalan tubuh.

Baca Juga: Foto Telanjangnya Diancam Disebarkan Hingga Dipaksa Menikah Muda, Begini Kisah Kelam Artis Cantik Aurelie Moeremans

- Gangguan fungsi otak.

- Gangguan pernapasan.

- Asma.

- Persalinan prematur.

Apalagi jika plastik ini bercampur dengan makanan atau minuman panas, dapat bereaksi yang menimbulkan berbagai senyawa yang terkandung dalam plastik dapat bercampur dengan makanan dan minuman. 

Baca Juga: 7 Pemimpin Negara Ini Ternyata Masih Jomblo Saat Menjabat, Begini Alasannya

Untuk itu, FDA merekomendasikan untuk menggunakan gelas kaca, atau botol minum stainless steel untuk menghindari bercampurnya zat dalam plastik ke makanan atau minuman kita.  (*)

#gridnetworkjuara #gridhealthid #inspiringbetterhealth