Find Us On Social Media :

PK Ditolak Bikin Baiq Nuril Syok, Kondisi Ini Bisa Memengaruhi Kesehatan Seseorang

Baiq Nuril Maknun menghapus air matanya saat ditemui di rumahnya di perumahan BTN Harapan Permai

GridHEALTH.id - Sosok Baiq Nuril kembali menjadi perhatian warganet Indonesia setelah Mahkamah Agung (MA) menolak peninjauan kembali (PK) kasus penyebaran konten bermuatan asusila yang dituduhkan kepadanya.

Baca Juga: Studi: Cuma Butuh Satu Orang Teman Untuk Atasi Stres dan Depresi

Artinya,  Mahkamah Agung memvonis Baiq Nuril dengan sanksi kurungan 6 bulan dan denda Rp 500 juta subsider 3 bulan penjara.

Baiq dinilai bersalah terkait perekaman percakapan mesum mantan kepala sekolah SMAN 7 Mataram berinisial M.

Dengan ditolaknya PK tersebut, maka Baiq Nuril harus menjalani hukuman enam bulan penjara dan denda Rp 500 juta.

Tak ayal, publik pun langsung kembali menyoroti kasus Baiq Nuril yang terlihat dengan ramainya tagas #baiqnuril atau #savebaiqnuril di media sosial pada Jumat (5/7/2019).

"Sudah putus. Mahkamah Agung menolak permohonan peninjauan kembali (PK) pemohon/terpidana Baiq Nuril yang mengajukan PK ke MA dengan nomor 83 PK/Pid.Sus/2019," ujar juru bicara MA, Hakim Agung Andi Samsan Nganro dalam keterangan tertulisnya, Jumat.

Baca Juga: Kaki Bengkak Akibat Diabetes Perlu Diatasi, Begini 5 Solusinya

Mantan tenaga honorer SMAN 7 Mataram, Nusa Tenggara Barat itu kini tidak bisa mengambil langkah hukum lainnya, apalagi mengajukan PK dengan menghimpun bukti-bukti baru.

"Tentunya (Baiq Nuril) terkejut ya. Terkejut dengan putusan ini. Sejauh ini belum ada (tanggapan dari Baiq Nuril)," ujarnya, dalam konferensi persnya bersama koalisi save Ibu Nuril di kantor Lembaga Bantuan Hukum (LBH) Pers, Jakarta Selatan, Jumat (5/7/2019).

Baca Juga: Belum Banyak Diketahui, 7 Jenis Virus yang Bisa Sebabkan Kanker

Putusan MA itu pun sangat membuat kliennya kecewa terhadap hukum di Indonesia. Menurut Aziz, semestinya hukum melindungi korban pelecehan seksual seperti Nuril.

Kaget akibat menerima berita yang tak diharapkan memang bisa menurunkan kondisi kesehatan.

Hal ini terungkap dalam jurnal Psychogenic Fever: How Psychological Stress Affects Body Temperature in The Clinical Population.

Jurnal yang ditulis Takakazu Oka ini dipublikasikan di situs National Center for Biotechnology Information (NCBI) Amerika Serikat.

Baca Juga: Studi: Risiko Gangguan Jantung Bukan Karena Berat Badan, Tapi Posisi Lemak di Tubuh

Riset ini menyimpulkan, kaget memicu stres hingga terjadi peningkatan suhu tubuh yang disebut psychogenic fever. Gangguan fisik terkait kesehatan mental yang disebut psychosomatic disease ini lebih sering terjadi pada perempuan usia muda.

Peningkatan suhu tubuh bergantung pada frekuensi dan intensitas paparan rasa kaget. Suhu tubuh bisa mencapai lebih dari 41 derajat Celcius, bila kaget sampai mengguncang keseimbangan emosi.

Pada stres yang bersifat kronis, peningkatan suhu tubuh berkisar 37-38 derajat Celcius. Jurnal belum menjelaskan dengan detail mekanisme psychogenic fever pada tubuh manusia.

Baca Juga: Segera Transplantasi Ginjal, Stevie Wonder Sementara Rehat Bermusik Oza yang merupakan peneliti dalam bidang psychosomatic medicine menjelaskan, psychogenic fever tak bisa ditangani dengan obat penurun demam biasa.

Pasien harus mendapat terapi emosi dan kejiwaan supaya bisa menangani stres dengan baik. Kemampuan inilah yang bisa menurunkan suhu tubuh sehingga tak sampai mengganggu kehidupan setiap hari. (*)