Find Us On Social Media :

Women Health Expo and Bazaar 2019, Adakan Edukasi Umum yang Bahas Bahaya Defisiensi Zat Besi Pada Anak

Seminar tentang Defisiensi Zat Besi yang diusung Sangobion, di acara Women Health Expo and Bazaar 2019.

GridHEALTH.id - Keseruan tengah berlangsung di acara, yang diselenggarakan pada hari Sabtu, 3 Agustus 2019, di Grand Sahid Jaya Hotel, Jakarta.

Salah satu rangkaian dalam acara ini adalah seminar yang diusung oleh Sangobion, yang membahas tentang dampak defisiensi zat besi pada tubuh kembang bayi dan anak. 

Baca Juga: Catat Kenali Gejala dan Penyebab Anemia Defiesiensi Besi pada Anak

Seminar yang dihadiri oleh Prof. Dr. dr. Rini Sekartini, Sp.A(K) sebagai narasumber ini, membahas tentang gejala kurangnya zat besi atau disebut juga defisiensi zat besi, serta peranan zat besi bagi tumbuh kembang bayi dan anak. 

Baca Juga: Wanita Tidur Mendengkur, Selain Bikin Suami Protes Ternyata Juga Ada Bahayanya

Rini menjelaskan bahwa zat besi adalah salah satu mikronutrisi penting yang dibutuhkan ibu hamil karena dapat berdampak pada kesehatan calon bayi di masa depan. 

Sehingga mencukupkan zat besi yang dibutuhkan untuk tumbuh kembang bayi sangatlah dibutuhkan. 

Zat besi menjadi sangat penting bagi tumbuh kembang bayi dan anak, sebab memiliki berbagai manfaat, seperti : membantu pertumbuhan otak, menjaga kekebalan tubuh, metabolisme energi, serta membantu produksi hemoglobin dalam darah. 

Baca Juga: Penyebab Insomnia yang Tidak Disadari, Bisa Berujung Kematian Jika Tak Ditangani

Dampak yang terjadi pada anak yang mengalami defiensi zat besi, dapat mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan anak.

Tak hanya untuk jangka pendek, namun juga berimbas untuk jangka panjang.

Baca Juga: Ketahui Kebenaran di Balik Mitos Penyebab Kanker yang Banyak Dipercaya Ini

”Kalau anak kekurangan zat besi, ada 2 hal yang nantinya mempengaruhi anak,” ucap dr. Rini.

”Yang pertama, mengganggu pertumbuhan anak. Misalnya nantinya anak stunting (tinggi badan rendah) dan mudah sakit.

Yang kedua itu mengganggu perkembangan anak, jadi nantinya IQ anak rendah, susah belajar atau konsentrasi, Nah, masalah IQ ini yang tidak dapat diobati,” tambahnya.

Defisiensi zat besi pada anak dapat disembuhkan, namun komplikasi yang timbul dapat bersifat permanen dan tidak dapat diperbaiki, termasuk kemampuan berpikir anak atau yang sering disebut IQ (intellegence quotient).

Baca Juga: Ini Dia Ciri Fisik Ibu Sedang Mengandung, Syahrini Benar Sudah Hamil ?

Untuk mencegah terjadinya defisiensi pada anak, orang tua sebaiknya memberikan suplemen zat besi untuk memenuhi jumlah zat besi yang dibutuhkan anak.

Sebab, kebutuhan anak akan zat besi perharinya adalah sebanyak 100 mg atau setara dengan konsumsi setengah kilo daging.

Baca Juga: Kisah Kelam Pasangan Joanna Alexandra dan Raditya Aloan, Dari Pecandu Narkoba Sampai Mau Aborsi Akibat Hamil di Luar Nikah

Lebih baik lagi jika semasa hamil, sang ibu mengonsumsi suplemen sebagai upaya pencegahan terjadinya defisiensi pada anak.

Tak hanya ibu hamil, bayi berusia 3 bulan pun sudah boleh diberikan suplemen zat besi dengan dosis khusus untuk mencegah efek jangka panjang dari kurangnya zat besi.

Sayangnya banyak yang masih belum menyadari pentingnya zat besi bagi tumbuh kembang anak.

Padahal defisiensi zat besi yang terlambat disadari, dapat berkembang menjadi anemia defisiensi besi.

Gejala anemia pada anak yang sering terjadi, misalnya : kehilangan selera makan, sulit fokus, penurunan sistem kekebalan tubuh, gangguan perilaku yang biasanya disebut 5L (lemah, letih, lesu, lunglai, lemas), wajah pucat, serta pandangan mata yang tidak jelas.

 Selain seminar, acara ini juga menyuguhkan stand-stand yang dapat dikunjungi oleh para pengunjung.

Di antaranya terdapat stand yang menjual pakaian, kosmetik, kebutuhan rumah tangga, hingga berbagai kebutuhan anak.(*)