Find Us On Social Media :

Waspadai Gejala Alzheimer Bila Sering Tidur Siang Terlalu Lama

GridHEALTH.id - Ketika tidur siang terlalu lama, hal ini bisa menjadi tanda adanya masalah yang terjadi di otak.

Baca Juga: Konsumsi Brokoli Secara Teratur Kurangi Risiko Alzheimer di Usia Lanjut

Keinginan untuk tidur siang terutama dalam waktu lama ini diungkap sebagai sebuah tanda awal dari penyakit Alzheimer.

Dilansir dari NY Post, sebuah penelitian menyebut bahwa sel otak yang membuat kita terjaga di siang hari merupakan yang pertama diserang oleh penyakit otak.

Sebelumnya, hancurnya sel ini dipikir terjadi karena protein bernama beta-amlyoid. Namun saat ini peneliti telah mengetahui disebabkan karena gumpalan racun yang dihasilkan oleh protein bernama tau.

Pada penderita alzheimer awal, bagian otak yang membuat terjaga mengalami kerusakan. Peneliti menyebut bahwa hal ini menyebabkan seseorang yang menderita Alzheimer cenderung tidur dalam waktu lama sebelum mereka kesulitan untuk mengingat sesuatu.

Masalah tidur di siang hari yang dialami oleh pasien ini dilaporkan telah terjadi lama sebelum penyakit alzheimer ditemukan pada seseorang.

Baca Juga: Ingin Berhenti Merokok? Tak Sekadar Niat Tapi Lakukan Hal Ini!

Namun tidak diketahui bahwa masalah yang berhubungan dengan tidur ini meningkatkan risiko Alzheimer seseorang atau penyakit ini yang mempengaruhi otak mereka.

Peneliti mengungkap bahwa temuan ini dapat berujung pada diagnosis awal penggunaan obat dan perubahan gaya hidup lebih bermanfaat dibanding penanganan.  Makanya perlu dilakukan perubahan gaya hidup bagi penderita penyakit ini.

Baca Juga: Jalan Sehat Untuk Kesehatan Ginjal, Cukup 30 Menit Setiap Hari

Temuan ini didapat oleh peneliti dari University of California di San Fransisco. Mereka menganalisis otak dari 13 pasien penderita Alzheimer yang sudah meninggal dunia.

Pada para penderita ini, diketahui bahwa tiga area otak yang meningkatkan kondisi terjaga seseorang yaitu, locus coeruleus, lateral hypothalamic, dan tuberomammillary nucleus mengalami perubahan. Mereka diketahui kehilangan sebanyak 75% dari neuron yang dimiliki.

Peneliti utama temuan ini, Dr. Jun Oh dari Memory and Ageing Centre USCF mengungkap bahwa temuan ini mengejutkan.

Pasalnya, hal ini tidak hanya terjadi pada satu bagian nukleus di otak saja namun pada seluruh bagian otak yang menyebabkan seseorang terjaga.

"Secara krusial, hal ini berarti bahwa otak tidak memiliki cara untuk mengompensasi seluruh hal ini karena secara fungsional semua hal yang berhubungan dengan jenis sel ini telah dihancurkan pada waktu yang sama," terang dr. Jun Oh.

Baca Juga: Studi: Penyakit Autoimun Tak Bisa Disembuhkan Tapi Bisa Dikendalikan

Alzheimer disebut bisa berada pada seseorang, bahkan 20 tahun sebelum gejalanya muncul. Pengobatan saat ini disebut belum berhasil mengatasi masalah ini karena ketika penyakit ini sudah menunjukkan gejala, maka sudah terlalu terlambat. (*)