Find Us On Social Media :

Bidan di Sumsel Gagalkan Pernikahan Setelah Membuktikan Calon Mempelai Pria adalah Perempuan

Pernikahan gagal dilangsungkan meski pesta sudah siap, setelah bidan membuktikan calon pengantin pria adalah wanita.

GridHEALTH.id - Pernikahan yang didambakan TE (15), warga Desa Nyiur Sayak, Kecamatan Semidang Aji, Kabupaten Ogan Komering Ulu (OKU), Sumatera Selatan, batal digelar.

Hal ini gara-gara ulah seorang Bidan desa.

Baca Juga: Tak Tahu Kabar Menantu Tercinta, Bisikan SBY Buat Sang Ibunda Menangis Hingga Mengembuskan Napas Terakhir: 'Ani Yudhoyono Telah Berpulang'

Bidan desa tersebut membuktikan jika calon mempelai pria yang akan menikah dengan kekasih wanitanya itu adalah perempuan tulen.

Kejadian ini bermula setelah keluarga dari TE curiga kepada NI (25) saat akan melamar anaknya.

Kasat Reskrim Polres OKU AKP Alex Andrian mengatakan, kejadian itu berlangsung pada Sabtu (31/8/2019).

Baca Juga: Berita Kesehatan Popular Hoax Batuk: Mulai dari Susu Sebagai Penyebab, Hingga Jeruk Nipis dan Kecap Untuk Obatnya

Mulanya keluaraga TE curiga kepada NI karena suaranya yang mirip dengan perempuan.

Keluarga dari TE memutuskan untuk bertemu dengan NI. Dalam pertemuan itu disepakati oleh kedua keluarga untuk memeriksa NI ke Bidan.

"Setelah di bidan baru diketahui kalau NI adalah perempuan yang menyamar sebagai laki-laki," kata Alex, Minggu (1/9/2019).

Baca Juga: Obesitas Menggeser Posisi Rokok Sebagai Penyebab Utama Penyakit Kanker

Mengetahui hal itu, keluarga TE membatalkan rencana lamaran anaknya.

Dari keterangan yang didapat, TE mengenal NI melalui media sosial. Setelah merasa cocok, keduanya memutuskan untuk menikah.

"Antara korban sempat bertemu dengan NI beberapa kali, tapi TE tidak menaruh curiga. Sehingga korban mau dilamar oleh NI. Korban tak mengetahui kalau itu adalah perempuan," ujar Alex.

Baca Juga: Rasakan Manfaat Sunat, Bocah Ini Tenang Saat Alat Vitalnya Dioperasi dan Malah Lakukan Hal Ini

Kabar batalnya pernikahan NI dan TE viral di media sosial Instagram dengan akun @baturajatoday yang diunggah pada Sabtu (31/8) pukul 10.03.

Akun itu mengunggah satu foto dan dua video soal batalnya pernikahan tersebut.

Akun itu juga menuliskan bahwa kejadian itu berlangsung sehari sebelum prosesi akad pernikahan. Berikut tulisan di akun tersebut.

Baca Juga: Ternyata Tertidur di Depan TV Bisa Sebabkan Obesitas dan Picu Penyakit Kanker

Nyamar jadi laki-laki. Tenda sudah dipasang, keluarga sudah siap bertemu.

Sehari sebelum hari H - tepatnya hari ini, sebelum acara temu keluarga berlangsung, sang mempelai "laki-laki" dipaksa diperiksa di bidan desa, dan benar saja. Ternyata berjenis kelamin perempuan. 

Untung belum terjadi akad. Si Pelaku sudah diamankan di Polsek Semidang Aji Laporan masuk.

Baca Juga: Tak Hanya Hangatkan Tubuh, Ini 9 Manfaat Dibalik Minum Air Hangat di Pagi Hari saat Perut Kosong

Mengenai pernikahan sesama jenis seperti ini, GridHEALTH.id belum lama menurunkan berita kesehatan mengenai gen gay yang diklaim oleh para kaum LGBT.

Menurut versi penelitian mereka manusia mempunyai gen gay, juga lesbian, alias LGBT.

Tapi hal tersebut dibantah mentah-mentah oleh studi ilmiah yang meneliti dasar biologis perilaku seksual. Intinya ada yang namanya gen gay.

Penelitian mereka ini melibatkan 477.522 orang. Dalam riset ini, para ilmuwan itu memindai genom para peserta riset untuk mengungkap apakah ada gen yang berkaitan dengan sesama jenis.

Baca Juga: Studi : Obat Batuk Sirup Tidak Efektif Menyembuhkan Gejala Batuk

Dalam penelitian ini, mereka menggunakan pendekatan yang dikenal sebagai studi asosiasi lintas genom (genome-wide association study/GWAS).

Semua responden telah memberikan sampel DNA dan informasi gaya hidup ke Biobank Inggris serta pengujian genetika Amerika Serikat.

Hasilnya, tim peneliti menemukan lima lokus atau posisi gen pada kromosom yang berkaitan dengan ketertarikan terhadap sesama jenis.

Baca Juga: Alergi Air Mata Hingga Rambutnya Sendiri, Wanita Cantik Ini Cukur Habis Rambutnya Sampai Tak Bersisa

Kendati begitu, mereka tidak menemukan pola yang jelas di antara lima lokus yang dapat digunakan untuk memprediksi atau mengidentifikasi perilaku seksual seseorang secara pasti.

Berdasarkan penelitian yang menganalisis data tentang DNA dan pengalaman seksual dari hampir setengah juta orang, terdapat ribuan varian genetik yang terkait dengan perilaku seksual sesama jenis, sebagian besar dengan efek yang sangat kecil.

"Kami memindai seluruh genom manusia dan menemukan lokasi yang jelas terkait dengan apakah seseorang melaporkan terlibat dalam perilaku seksual sesama jenis atau tidak," kata Ahli Biologi di Institute of Molecular Medicine di Finlandia, Andrea Ganna, yang juga ikut memimpin penelitian tersebut sebagaimana dilansir dari Reuters, Jumat (30/8).

Baca Juga: Ternyata Susu Tak Sebabkan Batuk Anak Semakin Parah, Jangan Percayai Mitosnya

Artinya, menurut dia penelitian tersebut menunjukkan faktor-faktor non genetik yang menyebabkan terjadinya perilaku menyukai sesama jenis.

Faktor-faktornya antara lain lingkungan, pengasuhan, kepribadian, dan pengasuhan yang jauh lebih signifikan dalam mempengaruhi pilihan pasangan seksual seseorang.

Hal ini layaknya dengan kebanyakan kepribadian, perilaku, dan sifat fisik manusia lainnya.

Mereka sekali lagi memberikan kesimpulan bahwa  gay, lesbian, dan biseksual bisa terjadi karena lebih dipengaruhi oleh faktor-faktor sosial, seperti lingkungan, sekolah, dan keluarga.

Baca Juga: Kenalan Lewat Apliksi Online, Wanita Ini Termukan Pria Idap Nekrofilia Suka Bau Mayat Hingga Simpan Stok Darah

Melinda Mills, Profesor Sosiologi di University of Oxford yang tidak terlibat dalam riset ini, berkomentar bahwa penelitian ini menunjukkan bahwa lokus-lokus genetik yang diduga terkait dengan ketertarikan terhadap sesama jenis memiliki efek yang sangat kecil terhadap perilaku homoseksual seseorang.

Jadi klaim kelompok LGBT bahwa ada gen dalam perilaku mereka dipatahkan dengan temuan ini.

Baca Juga: Akibat Video 'Merem Melek Keenakan', Vanessa Angel Disarankan Warganet ke Psikiater: 'Khawatir Nanti Makin Parah Gangguan Jiwanya'

"Meskipun mereka menemukan lokus-lokus genetik tertentu yang terkait dengan perilaku sesama jenis, ketika mereka menggabungkan efek dari lokus-lokus ini bersama-sama menjadi satu skor komprehensif, efeknya sangat kecil, di bawah 1%. Sehingga skor genetik ini tidak dapat diandalkan untuk memprediksi perilaku seksual sesama jenis pada seseorang." ujar Mills.(*)