Find Us On Social Media :

Sempat Divonis Meninggal dan Terbangun di Kamar Jenazah, BJ Habibie Akui Titik Terendah Saat Kuliah Hingga Alami Penyakit Langka Mengerikan

Sempat Divonis Meninggal dan Terbangun di Kamar Jenazah, BJ Habibie Akui Titik Terendah Saat Kuliah Hingga Alami Penyakit Langka Mengerikan

 

GridHEALTH.id - Kabar meninggalnya mantan Presiden ke-3 RI, Bacharuddin Jusuf Habibie alias BJ Habibie sejak 3 hari lalu masih meninggalkan haru di hati para penggemarnya.

BJ Habibie akhirnya mengembuskan napas terakhir di RSPAD Gatot Soebroto pada Rabu (11/9/2019) lalu akibat degenarasi jantung.

Baca Juga: BJ Habibie Wafat, Sekretaris Pribadi Beberkan Penyakitnya: 'Sama Seperti yang Dialami Almarhumah Hasri Ainun Habibie'

Dikenal sebagai sosok berhati lembut dan berakal cerdas, pastinya membuat Habibie dikenang banyak orang dan tak henti lantunan doa terus dipanjatkan demi pria kelahiran Parepare dan memiliki dwi kewarganegaraan kehormatan dari Jerman ini.

Namun, dibalik wafatnya, rupanya BJ Habibie telah lama menjalani titik terendahnya hingga divonis meninggal dunia.

Hal ini dinilai cukup mengejutkan, pasalnya suami mendiang Hasri Ainun Habibie ini divonis meninggal bahkan sampai terbangun di kamar jenazah.

Baca Juga: Tak Selalu Menyehatkan, Ternyata Jus Buah Bisa Sebabkan Erosi Gigi yang Membuat Nyeri Gigi

Kejadian ini diungkapkan oleh penulis kisah Habibie dan Ainun, Gina S Noer dalam acara 'Mata Najwa'.

Rupanya terjadi tatkala masih menjadi mahasiswa di Aachen, Jerman.

Baca Juga: Bayi Tabung Rp 50 Juta Gagal, Jennifer Jill 'Nakal' Ajak Ajun Perwira Untuk Aktivitas Ranjang di Pagi Hari

"Mbak Gina Anda menulis buku yang luar biasa bagus 'Kisah Masa Muda Sang Visioner' Rudy ini dikisahkan langsung oleh BJ Habibie yang kemudian difilmkan oleh Mas Hanung Bramantyo," tanya Najwab Shihab sebagai pembawa acara.

Najwa Shihab menyorot cerita menarik soal BJ Habibie yang pernah terbangun di kamar jenazah karena sempat dikira meninggal dunia.

"Dan ada satu bab di sini yang saya teringat pernah juga disampaikan Pak Habibie ke saya pada salah satu episode di Mata Najwa ketika sakit keras terbangun di kamar jenazah, tetapi pada saat itu akan divonis akan meninggal tapi yang diingat hanya negerinya, bisa diceritakan ke kami," tanya Najwa Shihab lagi.

Baca Juga: Erosi Gigi Bisa Dicegah, Begini Caranya yang Ternyata Mudah dan Murah

Gina menjelaskan, awal mula kejadian itu berawal dari beratnya BJ Habibie menjalani masa kuliah hingga membuat presiden ke-3 Indonesia itu sakit keras.

"Jadi di masa kuliahnya titik terendah gitu, semua kisah klasik mahasiswa, Habibie juga mengalaminya kok jadi semua tenang saja yang ada di sini."

"Tapi titik rendahnya itu mungkin dia seorang yang akan emang lahir untuk menyelamatkan Indonesia, emang diujinya sampai ke titik beliau kena TBC tulang, panas tinggi langsung dibawa ke rumah sakit pada saat itu," ujar Gina.

Penyakit TBC tulang ini tergolong dalam penyakit langka yang mengerikan, bahkan dapat menular ke beberapa organ dalam.

Baca Juga: Harmoko Tangan Kanan Soeharto Sudah Berkursi Roda Saat Melayat BJ Habibie, Sejak 2016 Kesehatannya Menurun dan Sulit Komunikasi

Menurut laman Medscape, TBC Tulang ini disebut juga dengan Penyakit Pott, penyakit ini disebabkan oleh bakteri mycobacterium tuberculosis yang menyebar melalui udara yang dapat memengaruhi tulang belakang, tulang panjang dan persendian.

Gejala tuberkulosis tulang meliputi demam, berkeringat di malam hari, berat badan menurun, sakit punggung, posisi tubuh kaku, tulang belakang mellengkung keluar atau kifosis, muncul benjolan di pangkal paha, pembengkakan tulang punggung.

Penyakit ini bisa jadi menyerang sistem saraf yang akhirnya akan memengaruhi kinerja organ-organ tubuh lainnya, seperti jantung, sistem pernapasan, hati, dan ginjal.

Umumnya, tuberkulosis tulang ini terjadi pada pria di segala usia, bisa anak-anak bahkan orang dewasa.

Baca Juga: Plak Gigi Membandel Harus Dibersihkan Ahlinya, Jangan Sembarangan!

Untuk diagnosis tuberculosis tulang belakang, magnetic resonance imaging (MRI) adalah teknik pencitraan yang lebih sensitif daripada x-ray dan lebih spesifik daripada computed tomography.

Pembedahan mungkin diperlukan dalam kasus-kasus tertentu, misalnya pembentukan abses besar, kifosis berat, defisit neurologis yang berkembang, atau kurangnya respons terhadap perawatan medis. Dengan diagnosis dini dan perawatan dini, prognosis umumnya baik.

Namun dibalik semua penyakit dan diagnosis dokter tersebut, BJ Habibie dengan prinsip teguhnya tetap mengingat Tanah Air.

Bahkan setelah terbangun di kamar jenazah, yang diingat saat itu katanya adalah nasib Bangsa Indonesia.

Habibie pun kemudian mengambil alat tulis dan menuliskan 'Sumpahku'.

Baca Juga: Bisa Sebabkan Anemia Sampai Lahir Prematur, Jangan Anggap Sepele Plak Gigi Pada Ibu Hamil

Sumpahku merupakan puisi tentang rasa cintanya pada Indonesia yang ditulis BJ Habibie setelah ia sadar dan terbangun di kamar jenazah. (*)