Alergi kucing ini rupanya lebih banyak ditemukan pada anak perempuan dan mungkin dapat berkurang ketika dewasa.
Adapun tingkatan alergi, yaitu mulai dari alergi ringan seperti bersin, hingga alergi berat yang dapat menyerang sistem imun bahkan sel darah putih.
Walau tak bersentuhan langsung dengan kucing atau alergen, namun hal tersebut dapat menimbulkan beberapa gejala seperti batuk dan mengi, sesak napas, gatal-gatal atau ruam di dada dan wajah, mata merah, gatal dan bengkak, kemerahan pada kulit tempat kucing menggaruk, menggigit, atau menjilat, pilek, gatal, hidung tersumbat, bersin, hingga demam.
Nah, yang paling mengerikan adalah sebuah studi yang dilakukan oleh tim peneliti asal Kanada berhasil mengetahui berapa banyak rata-rata urine dalam kolam renang umum.
Penelitian tersebut mereka memanfaatkan pemanis buatan yang disebut acesulfame pottasium (ACE), yang terkandung dalm beragam produk makanan.
Melansir laman National Geographic, peneliti memilih ACE sebagai media penelitiannya, karena tubuh manusia tidak bisa mengurai ACE, sehingga senyawa tersebut diereksikan dalam urine.
Dalam berbagai tingkatan pH dan suhu, ACE dalam urine dapat terdeteksi.
Tim peneliti kemudian menjadikan dua kolam renang umum sebagai sumber penelitian selama tiga minggu.
Asal tahu saja, satu kolam menampung 110.000 galon air, atau sekitar 416.395 liter air.
Sedangkan satu kolam renang lainnya menampung 220.000 galon air atau sekitar 832.790 liter air.
Dengan mengukur ACE, para peneliti menghitung perkiraan jumlah urine.