GridHEALTH.id - Menyuarakan pendapat dengan melakukan aksi demo memang kerap kali berakhir ricuh.
Seperti aksi massa yang mengkritik rancangan undang-undang (RUU) KUHP, UU KPK yang sudah direvisi, dan sejumlah RUU lain belakangan ini.
Demonstrasi yang diikuti oleh kebanyakan mahasiswa itu banyak menelan korban.
Ada banyak faktor yang membuat aksi demo ini berakhir ricuh, diantarannya adalah faktor emosi.
Faktor emosi ini juga dipicu oleh kurangnya tubuh mendapat cairan alias kurang minum.
Diketahui, seseorang yang berdemo juga apat yang mengamankan aksi pergerakan masa ini, energinya akan terkuras.
Apalagi seperti demonstrasi kemarin, dilakukan di tengah cuaca terik yang panasnya bukan main.
Sehingga mudah sekali bagi manusia mengalami dehidrasi. Jika dirinya kurang mendapatkan asupan air minum.
Baca Juga: Hentikan 2 Hal Sepele Ini, Ibu Muda Ini Berhasil Turun 17 Kg, Lihat Caranya!
Jika ini terjadi seseorang akan mudah sekali tersulut emosinya.
Itulah yang terjadi pada aksi demonstrasi kemarin. Jika ini yang sudah terjadi, amarah dan perilaku lain yang tidak diinginkan mudah sekali terjadi.
Contohnya pada kejadian demonstrasi kemarin, aparat menyerang pendemo, pendemo melakukan pembalasan, hingga terjadi aksi pelemparan, pemukulan, bahkan perusakan fasilitas umum.
Baca Juga: Tidur Pulas Usai Dilantik, Lora Fadil Patahkan Teori Pemerintah Menikah di Usia Belasan Tahun
Mengenai hal ini, seperti dikutip dari today.uconn.edu, suasana hati dan emosi seseorang ternyata dapat dipengaruhi oleh kondisi cairan dalam tubuhnya.
Hal ini diungkapkan oleh dua orang ahli saraf dari University of Connecticut, Lawrence E Armstrong dan Harris R Lieberman dalam penelitiannya.
Menurut mereka emosi seseorang sangat dipengaruhi oleh status cairan tubuh atau hidrasi.
Kesimpulan tersebut diperoleh setelah mereka melibatkan 26 pria dan 25 wanita sehat dalam penelitiannya.