GridHEALTH.id - Suatu hari di tengah keramaian car free day di sepanjang Jalan MH Thamrin, Puteri Indonesia 2005, Nadine Chandrawinata, 33, terlihat menghampiri sekelompok orang yang sedang makan dan minum.
Baca Juga: Nadine Chandrawinata Merawat Rambut Dengan Minyak Kelapa, Ternyata Ini Manfaatnya
Kepada mereka yang sedang menyeruput minuman dengan sedotan, artis yang juga pegiat lingkungan itu meminta sedotan plastik mereka kemudian menukarnya dengan pilihan sedotan dari bambu, kertas, dan stainless steel.
"Mbak, Mas, minta sedotan plastiknya ya, ini saya tukar dengan sedotan yang bisa dipakai berulang-ulang dan mudah didaur ulang," ujar Nadine sambil membagi kan sedotan dari bambu, kertas, dan yang terbuat dari stainless, seperti dikutip dari Kompas.com (22/4).
Nadine mengajak masyarakat untuk berperilaku living green dimulai dari diri sendiri. "Kita bisa memulai dari diri sendiri. Contohnya, sedikitnya tiga perilaku saya tanpa plastik.
Pertama, menolak sedotan saat beli minum, selalu membawa tas sendiri bila belanja, dan membawa botol minum atau kotak makan untuk mengindari styrofoam. Bahkan kalau beli obat, tidak usah pakai kantong plastik, masukkan saja ke tas," jelasnya.
Untuk mengubah perilaku tersebut, lanjutnya, orang muda harus kreatif dan berani mengatakan say no to straw (sedotan).
"Kalau kita melakukan sesuatu bukan hanya untuk diri sendiri, melainkan juga orang lain, itulah kedewasaan. Jadi, kalau kita berbuat sesuatu untuk bumi, berarti juga menyelamatkan orang lain," ujarnya lagi.
Asal tahu saja, sedotan plastik selalu masuk 10 besar sampah yang mencemari lautan. Hampir 90% sampah di laut mengandung plastik dan setidaknya 8 juta ton plastik mencemari lautan di dunia setiap tahun atau sama
Data yang dikumpulkan oleh Divers Clean Action memperkirakan pemakaian sedotan di Indonesia setiap harinya mencapai 93.244.847 batang.
Sedotan itu berasal dari restoran, minuman kemasan, dan sumber lainnya (packed straw).
Jika jumlah tersebut direntangkan akan mencapai jarak 16.784 km atau sama dengan jarak tempuh Jakarta ke kota Meksiko.
Dalam seminggu pemakaian sedotan itu setara dengan jarak tiga kali keliling bumi.
Swietenia Puspa Lestari, pendiri Divers Clean Action mengatakan data mencengangkan ini melandasi peluncuran gerakan #No Straw Movement mereka pada tahun 2017 lalu sebagai respons menyikapi banyaknya sampah sedotan plastik yang mengotori perairan dan pantai di Indonesia.
Penggunaan sedotan dalam jumlah besar terutama dengan bahan plastik dapat menimbulkan bahaya bagi lingkungan.
Mengonsumsi minuman melalui sedotan diketahui juga dapat menimbulkan sejumlah masalah bagi kesehatan.
Dilansir dari Times of India, mengapa sedotan plastik sumber penyakit, berikut sejumlah masalah kesehatan yang bisa muncul;
Baca Juga: Mata Juling, Bisakah Disembuhkan? Simak Penjelasan Dokter Mata
1. Menimbulkan masalah pada gigi
Kebiasaan mengonsumsi minuman dengan menggunakan sedotan bisa menimbulkan masalah pada gigi berupa meningkatkan risiko berkembangnya karang gigi.
Kandungan gula dari minuman yang disedot dapat langsung menyentuh area gigi tertentu sehingga menimbulkan erosi pada email gigi dan menimbulkan kerusakan gigi.
2. Menimbulkan noda pada gigi
Mengonsumsi minuman menggunakan sedotan bisa membuat gigi lebih rentan mendapat noda. Kita bisa menghindari hal ini dengan cara menempatkan sedotan pada posisi di belakang gigi sehingga minuman dapat meluncur tanpa mengenai bagian dari gigi.
3. Membuat perut kembung
Ketika minum menggunakan sedotan, kita tak hanya mengisap minuman saja tetapi juga udara berlebih atau biasa disebut dengan aerophagia.
Udara ini masuk pada saluran pencernaan sehingga menyebabkan banyak gas dan perut kembung. Selain itu, hal ini juga bisa menyebabkan kita sering bersendawa.
4. Menimbulkan kerutan pada wajah
Minum menggunakan sedotan ternyata juga bisa membuat kulit terutama di sekitar mulut jadi lebih cepat berkerut.
Kerutan pada garis senyum ini bisa muncul karena semakin sering kita menyedot maka kolagen yang ada di sekitar mulut jadi hilang dan menyebabkan perubahan kulit berupa kerutan.
Baca Juga: Studi: Penyakit Autoimun Multiple Sclerosis Disebabkan Bakteri Usus
5. Menimbulkan paparan unsur kimia
Sedotan umumnya dibuat dari polypropylene yang merupakan salah satu jenis plastik. Walaupun jenis plastik ini aman untuk makanan, namun di dalamnya terdapat sejumlah kandungan yang buruk bagi kesehatan.
Selain itu, penggunaan plastik ini juga dapat menyebabkan penumpukan sampah yang buruk bagi lingkungan.
6. Mengonsumsi gula berlebihan
Penggunaan sedotan untuk minum terutama pada minuman bersoda dan manis bisa menimbulkan konsumsi gula berlebih pada seseorang.
Pasalnya ketika minum menggunakan sedotan, seseorang cenderung minum dengan lebih cepat dan banyak.
Baca Juga: Waspada, Orang Gemuk Ternyata Bisa Kekurangan Gizi
Sejumlah masalah tersebut bisa muncul ketika kita terlalu sering minum menggunakan sedotan plastik. Oleh karena itu, sedapat mungkin mulai kurangi kebiasaan minum menggunakan sedotan.(*)