Find Us On Social Media :

Berat Badan Naik 4 Kg, Via Vallen Langsung Panik dan Lakukan Diet Karbo, Hati-hati Risiko Penurunan Asupan Karbohidrat yang Cepat

Penyanyi dangdut populer Via Vallen di malam penganugerahan Indonesian Dangdut Awards 2019 di Studio Emtek, Jalan Daan Mogot, Jakarta Barat, Kamis (7/11/2019). Berat badannya terlihat naik.

GridHEALTH.id - Pedangdut Via Vallen tampak lebih berbeda dari biasanya. Ia tampak lebih gemuk.

Baca Juga: Wajah Via Vallen Dianggap Tidak Seperti Biasanya, Inilah Ciri-ciri Orang yang Telah Melakukan Operasi Plastik

Penyanyi itu pun langsung membenarkan berat badannya yang kini tengah naik 4 kilogram dari biasanya usai berlibur bersama keluarga."Iya (berat badan naik) emang BB nya nambah 4 kilo," jelas Via saat ditemui usai hadiri penganugerahan Indonesia Dangdut Awards 2019, Kamis (7/11/2019), seperti dikutip dari Grid.ID

"Kemarin kan aku liburan sama keluarga, biasa kalau aku liburan makannya nggak beraturan. Suka nyobain menu-menu baru gitu loh," lanjutnya.

Melihat berat badan yang kini tak seperti biasanya, Via mengaku panik dan kini tengah berusaha mengembalikan berat badan idealnya lagi."Panik. Kalau kemarin niatnya mau nurunin malah nambah, panik sih pasti. Cuma ya nggak boleh dibawa terlalu serius juga, nyantai aja sih. Yang pasti harus ngurangin porsi makan dan ngatur pola makan," paparnya.

Baca Juga: Iuran BPJS Kesehatan Kelas 3 Tetap Rp 25.500 ? Ini Kata Menkes Terawan

"Lagi berusaha, berusaha untuk kurus," sahut Via lagi.

Mengurangi kandungan karbohidrat pada makanan yang akan dikonsumsi menjadi cara Via menjalankan dietnya.

Baca Juga: Delon Resmi Nikahi Pengusaha Sukses Kaya Raya, Yeslin Wang Malah Menangis Tersedu-sedu, Masih Cinta?"Aku ngurangin karbo. Cuma karena kemarin abis liburan, seru-seru makannya ya, jadi yau dah bebas diet dulu," tutup Via.

Asal hati-hati ya, Via, dalam menjalankan diet ini, karena karbohidrat tetap mengharuskan mengonsumsi sumber makanan atau minuman yang mengandung karbohidrat, namun dengan porsi yang lebih sedikit. Istilahnya juga dapat disebut sebagai diet rendah karbohidrat (a low-carb diet).

Karbohidrat secara alami banyak terdapat pada biji-bijian, sayuran, buah, kacang-kacangan, dan susu. Karbohidrat ini disebut juga karbohidrat kompleks.

Selain itu, ada pula karbohidrat rafinasi atau karbohidrat sederhana pada tepung terigu atau gula, yang digunakan dalam makanan olahan. Misalnya nasi putih, roti, pasta, keik, permen, minuman soda, atau minuman manis lainnya.

Karbohidrat digunakan tubuh sebagai sumber energi utama. Segera setelah dikonsumsi, karbohidrat akan dipecah menjadi gula dan diserap darah sebagai glukosa atau gula darah.

Baca Juga: Paru-paru Rusak dan Lambung Bocor, Pembawa Baki Paskibra Meninggal Setelah Akui Sakit Kepala

Kemudian, tubuh akan mengeluarkan insulin, sehingga glukosa dapat dimanfaatkan sebagai sumber energi. Glukosa yang tidak terpakai lalu disimpan di dalam hati, otot, atau sel lain yang juga bisa diubah menjadi lemak.

Dengan menurunkan asupan glukosa, maka diharapkan tubuh akan membakar lemak sebagai sumber energi. 

Baca Juga: Hati-hati! Dibalik Periode Menstruasi Singkat Ada Penyakit Yang Membuat Wanita Susah Hamil

karena cara kerjanya ini, diet karbohidrat disebut lebih efektif menurunkan berat badan jangka pendek jika dibandingkan dengan diet rendah lemak.

Diet karbohidrat juga dapat dimanfaatkan untuk menurunkan trigliserida, yaitu partikel yang membawa lemak yang mengalir dalam darah. Tetapi sekaligus meningkatkan HDL yang juga dikenal sebagai kolesterol baik. 

Manfaat lain dari diet karbohidrat yaitu mencegah serta membantu memperbaiki gangguan metabolisme, diabetes, tekanan darah tinggi, serta penyakit kardiovaskular.

Namun, jangan mengurangi asupan karbohidrat secara drastis. Asupan karbohidrat kurang dari 20 gram per hari tidak hanya akan membuat tubuh mulai memanfaatkan lemak sebagai sumber energi, tapi kemungkinan juga akan menimbulkan efek samping.

Baca Juga: Tragis! Anak 11 Tahun Ini Meregang Nyawa Usai Menyikat Gigi dengan Pasta Gigi Barunya

Efek samping tersebut berupa sakit kepala, lemas, bau napas tidak sedap, sulit buang air besar, atau bahkan diare. (*)