Hendrawan menjelaskan, pasien impotensi juga paling sering mengalami ejakulasi dini. Penyebabnya lebih faktor kejiwaan. Dengan melakukan latihan seks khusus, atau kini banyak diterapi dengan obat, ejakulasi dini mudah diatasi.
"Seseorang digolongkan ejakulasi dini jika penetrasi penis kurang dari tiga menit, yakni istri belum siap secara seksual," jelasnya.
Selain itu, ada juga ejakulasi retarda, yakni ejakulasi yang tak kunjung keluar sehingga seseorang merasa jemu dan letih ereksi terus tanpa diakhiri dengan ejakulasi. Ada pula ejakulasi yang terasa ada, namun tidak keluar dan sperma masuk ke kandung kemih.
"Jenis ereksi lain, ada juga kasus suami yang tak mampu ereksi dengan istri sendiri, tetapi bisa dengan wanita lain. Ini pun faktor kejiwaan penyebabnya," katanya.
Menurutnya, impotensia juga dialami mereka yang mengalami kelainan bawaan. Dari kecil, organ reproduksinya tak terbentuk sempurna, ada kelainan hormonal, deviasi seksual (seperti homoseksual, transeksual, dan lain-lain), dikebiri, dan trauma seks masa kecil. (*)