GridHEALTH.id - Hari AIDS 2019 akan jatuh pada hari minggu besok (1/12).
Perayaan hari AIDS sedunia selalu diperingati setiap tahuannya dengan berbagai cara.
Intinya sama, untuk menyebar luaskan informasi mengenai HIV/AIDS. Harapannya bisa menekan pertambahan penderita HIV/AIDS.
Peringatan Hari AIDS 2019 kali ini adalah peringatan hari AIDS sedunia yang ke-31.
Dari sekian banyak informasi mengenai AIDS, dalam peringatan hari AIDS 2019 ini kita pun harus tahu jika penderita HIV/AIDS alias ODHA mempunyai hak dan bisa memperoleh keturunan.
Tak terkecuali jika pasangan tersebut sama-sama penderita HIV/AIDS, berhak dan bisa mempunyai keturunan.
Bagaimana dengan anaknya, apakah akan terinfeksi seperti orangtuanya? Sebab infeksi HIV/AIDS bisa terjadi pada ibu ke anak yang dikandungnya.
Baca Juga: Ini Alasan Kenapa Risiko Operasi Sesar Meningkat Pada Ibu 35 Tahun ke Atas
Itu benar, pasangan atau ibu ODHA sangat bisa menularkan penyakitnya kepada anaknya.
Tapi dengan cara ajaib ini, pasangan sama-sama ODHA atau ibu ODHA saja, bisa memiliki anak yang sehat, tanpa takut anaknya terinfeksi HIV/AIDS.
Cara ajaib seperti apa yang dimaksud?
Melansir Medical Daily, peneliti dari University of Michigan menemukan cara yang efektif bagi penderita HIV/AIDS berpeluang besar punya anak tanpa menurunkan infeksi penyakit tersebut pada anak mereka.
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa inseminasi vaginal merupakan cara yang aman dan efektif bagi para wanita dengan HIV/AIDS agar mampu mengandung.
Baca Juga : The Trash Bag Project, Spanduk Bekas Pemilu Bakal Didaur Ulang Agar Tak Jadi Sampah Plastik
"Orang yang menjalani hidup yang produktif namun penderita HIV/AIDS berpeluang besar punya anak dengan metode ini," jelas Okeoma Mmeje, peneliti dan asisten profesor bidang obstetrik dan ginekologi di Michigan Medicine.
"Hasil penelitian ini menjelaskan metode yang layak, aman, dan efektif bagi wanita yang memiliki HIV agar bisa hamil," sambungnya.
Meski begitu, peneliti menyebut bahwa masalah mungkin tetap muncul pada penggunaan terapi ini seperti pada kurangnya asesmen secara rutin untuk memastikan penyebaran virus yang tak terdeteksi.
Baca Juga : Milenial Diduga Kurang Minum Air Putih, Padahal Ini Manfaat Air
Baca Juga: Fakta Pengobatan Ningsih Tinampi, Menggunakan Wortel Juga, Diklaim Bisa Obati Segala Penyakit
Namun hal ini juga tampaknya akan terpecahkan dari hasil penelitian terbaru yang baru ditemukan di University of Michigan ini.
Tim peneliti menyebut bahwa pasangan yang wanitanya positif HIV sedangkan pria-nya tidak, dapat melakukan inseminasi vaginal agar dapat memiliki anak tanpa menurunkan HIV yang mereka miliki. Hasil ini muncul berdasar analisis dari sejumlah pasangan di Kenya.
Sekitar 44% dari pasangan di Kenya dilaporkan merupakan HIV-serodiscordant. Sekitar 20% hingga 50% bagian dari kelompok ini mengatakan bahwa mereka berminat memiliki anak.
Untuk penelitian ini, tim peneliti mengikuti partisipan selama dua bulan dan mengawasi infeksi menular seksual di antara mereka.
Baca Juga : Hari Parkinson Sedunia: Kopi, Kacang & Ikan Dapat Meningkatkan Kekuatan Otak
Peneliti menemukan bahwa inseminasi vaginal ketika dilakukan hingga enam siklus menstrual ternyata membuahkan kelahiran tanpa adanya transmisi HIV. Kesimpulannya, penderita HIV/AIDS berpeluang besar punya anak.
Metode yang disebut Mmeje diharapkan dapat diimplementasi pada program pencegahan HIV di seluruh dunia.
"Hasil temuan kami dapat diaplikasikan untuk lingkungan dengan sumber daya rendah di seluruh dunia," jelas Mmeje.
Artikel selengkapnya mengenai inseminasi vaginal, KLIK DI SINI(*)
#hariaids2019