Find Us On Social Media :

Peneliti: Penderita HIV/AIDS Berpeluang Besar Punya Anak Tanpa Tularkan Penyakitnya

University of Michigan menemukan cara yang efektif bagi pasangan pengidap HIV/AIDS agar mampu punya keturunan tanpa tertular penyakitnya.

GridHEALTH.id - Banyak bayi terlahir sudah dengan HIV/AIDS karena diturunkan dari orangtua mereka meskipun metode persalinannya sudah dijalankan melalui sesar.

Baca Juga : Nina Martinez Pengidap HIV Pertama Dalam Sejarah yang Menjadi Donor Transplantasi Ginjal

Fenomena ini membuat pasangan yang salah satunya menderita HIV/AIDS atau bahkan keduanya, menolak dengan hati galau untuk punya anak dengan kekhawatiran akan menularkan pada anaknya kelak.

Pasangan dengan HIV /AIDS juga sering disarankan agar tak memiliki anak karena takut infeksi tersebut dapat diturunkan kepada bayi mereka.

Dokter juga merekomendasikan perawatan antiretroviral untuk menolong pasien menjaga virus agar tetap pada tingkat yang rendah dan menurunkan risiko penyebaran HIV.

Namun, kabar baik segera menghampiri mereka. Pasalnya, dilansir dari Medical Daily, peneliti dari University of Michigan menemukan cara yang efektif bagi penderita HIV/AIDS berpeluang besar punya anak  tanpa menurunkan infeksi penyakit tersebut pada anak mereka.

Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa inseminasi vaginal merupakan cara yang aman dan efektif bagi para wanita dengan HIV/AIDS agar mampu mengandung.

Baca Juga : The Trash Bag Project, Spanduk Bekas Pemilu Bakal Didaur Ulang Agar Tak Jadi Sampah Plastik

"Orang yang menjalani hidup yang produktif namun penderita HIV/AIDS berpeluang besar punya anak dengan metode ini," jelas Okeoma Mmeje, peneliti dan asisten profesor bidang obstetrik dan ginekologi di Michigan Medicine.

"Hasil penelitian ini menjelaskan metode yang layak, aman, dan efektif bagi wanita yang memiliki HIV agar bisa hamil," sambungnya.

Meski begitu, peneliti menyebut bahwa masalah mungkin tetap muncul pada penggunaan terapi ini seperti pada kurangnya asesmen secara rutin untuk memastikan penyebaran virus yang tak terdeteksi.

Baca Juga : Milenial Diduga Kurang Minum Air Putih, Padahal Ini Manfaat Air

Namun hal ini juga tampaknya akan terpecahkan dari hasil penelitian terbaru yang baru ditemukan di University of Michigan ini.

Tim peneliti menyebut bahwa pasangan yang wanitanya positif HIV sedangkan pria-nya tidak, dapat melakukan inseminasi vaginal agar dapat memiliki anak tanpa menurunkan HIV yang mereka miliki. Hasil ini muncul berdasar analisis dari sejumlah pasangan di Kenya.

Sekitar 44% dari pasangan di Kenya dilaporkan merupakan HIV-serodiscordant. Sekitar 20% hingga 50% bagian dari kelompok ini mengatakan bahwa mereka berminat memiliki anak.

Untuk penelitian ini, tim peneliti mengikuti partisipan selama dua bulan dan mengawasi infeksi menular seksual di antara mereka.

Baca Juga : Hari Parkinson Sedunia: Kopi, Kacang & Ikan Dapat Meningkatkan Kekuatan Otak

Peneliti menemukan bahwa inseminasi vaginal ketika dilakukan hingga enam siklus menstrual ternyata membuahkan kelahiran tanpa adanya transmisi HIV. Kesimpulannya, penderita HIV/AIDS berpeluang besar punya anak.

Metode yang disebut Mmeje diharapkan dapat diimplementasi pada program pencegahan HIV di seluruh dunia.

"Hasil temuan kami dapat diaplikasikan untuk lingkungan dengan sumber daya rendah di seluruh dunia," jelas Mmeje.

Baca Juga : Benarkah Dampak Diet Keto Ternyata Bikin Miss V Jadi Lebih Bau?

"Strategi ini dapat memiliki dampak yang sangat besar untuk menguatkan wanita penderita HIV dengan pilihan reproduksi yang murah dan gampang diakses dan mendukung keinginan mereka agar penderita HIV/AIDS berpeluang besar punya anak," tandasnya.(*)