"Dengan menganalisis aktivitas otak berdasarkan respons partisipan, kami mengidentifikasi dua wilayah otak yang terlibat dalam induksi rasa takut yang dialami selama mimpi yaitu insula dan korteks singulata," kata Lampros Perogamvros, salah satu penulis utama.
Insula melepaskan respons rasa takut kita di saat-saat bahaya, sementara korteks singulata mengendalikannya.
"Untuk pertama kalinya, kami telah mengidentifikasi korelasi saraf rasa takut ketika kami bermimpi dan telah mengamati bahwa daerah yang sama diaktifkan ketika mengalami rasa takut di kedua kondisi tidur dan terjaga," lanjutnya.
Di luar insula dan korteks singulata, mereka juga melihat amigdala dan korteks prefrontal yang juga mengendalikan emosi.
Beberapa peneloiti menyimpulkan bahwa sampai batas tertentu, mimpi buruk tampaknya bermanfaat, membantu menguatkan untuk pengalaman yang menegangkan.
namun mimpi buruk yang berdasarkan dengan trauma masa lalu belum terbutkti dapat membuat seseorang mampu menghadapi stres. (*)