GridHEALTH.id - Jamur sudah sejak ribuan tahun lalu dikonsumsi oleh masyarakat di Cina, Jepang, bahkan juga di Mesir dan Yunani, sebagai bagian dari menu sehari-hari mereka.
jamurBaca Juga: Jamur dan Sayuran Lain Rendah Karbohidrat Untuk Turunkan Berat Badan
Jamur masuk dalam menu mereka untuk mengurangi asupan dari protein hewani yang dianggap sebagai penyebab masalah jantung koroner dan stroke.
Kalau dulu di pasaran kita hanya mengenal jamur merang dan jamur kancing (champignon) dalam kaleng, kini aneka jamur bisa dijumpai.
Darig jamur tiram dengan “payung” berwarna putih, berukuran besar, jamur portabella yang berwarna cokelat, jamur shiitake atau disebut juga hioko baik yang segar maupun kering, jamur enoki yang mirip taoge besar tapi memiliki “payung”, jamur kepiting putih (white crab mushroom) serta masih banyak jenis jamur lainnya.
Di kalangan masyarakat Cina dan Jepang, jamur bukan hanya sebagai lauk tetapi juga sebagai “obat”. Kepercayaan mereka beralasan juga karena jamur memang kaya gizi dan fitokimia.
Selain jamur sebagai sumber protein nabati, kandungan kalorinya rendah, yaitu hanya 23 kalori/100 g.
Baca Juga: Indonesia dan Dunia Masih Hadapi Masalah Gizi, dari Balita Hingga Dewasa
Lemaknya sedikit yaitu lemak tak jenuh yang banyak dianjurkan para dokter untuk dikonsumsi sebagai pencegahan penyakit jantung koroner maupun stroke.