Find Us On Social Media :

Risiko Minum Obat Pengencer Darah Sembarangan Bukan Main, Bisa Sampai Muntah Darah

Ini risiko minum obat pengencer darah sembarangan.

GridHEALTH.id - Obat pengencer darah sangat diandalkan bagi mereka yang mengalami penggumpalan darah.

Biasanya orang tersebut mengalami kondisi khusus seperti gangguan jantung, punya tekanan darah tinggi, diabetes melitus atau kehamilan pada kondisi khusus.  

Sebab saat penggumpalan darah dalam tubuhnya terlalu lama dan tanpa diobati dapat berisiko memicu serangan jantung, stroke, hingga  gagal jantung.

Baca Juga: Berita Kesehatan Popular: Air dalam Botol Plastik yang Sudah Terkena Panas di Dalam Mobil, Stroke Ashanty Diberi Obat Pengencer Darah

Terdapat dua jenis pengencer darah yang dibedakan berdasarkan cara kerjanya yaitu :

Antikoagulan seperti heparin atau warfarin bekerja dengan cara memperlambat proses pembekuan darah dengan menghambat pembentukan vitamin K pada liver.

Antiplatelet seperti aspirin dapat mencegah sel darah merah berkumpul dan membentuk pembekuan darah.

Itulah mengapa obat pengencer darah ini menjadi salah satu obat yang sering sekali jadi buruan.

Sayangnya masih banyak orang yang mengonsumsi obat pengencer darah dengan dosis yang tidak tepat alias asal-asal atau tanpa resep dokter.

Padahal, obat pengencer darah sebetulnya harus berdasarkan resep dokter sebab risikonya bukan main.

Baca Juga: Pemprov DKI dan Kemenkes RI Rilis Daftar RS di Jakarta yang Punya Serum Anti Bisa Ular

Hal ini cukup penting untuk diketahui karena dapat memengaruhi kerja obat maupun kesehatan tubuh.

Selain itu seseorang yang diresepkan obat pengencer darah perlu mengonsumsinya setiap hari secara rutin dan pada waktu yang sama, misalnya di pagi hari pada jam yang sama. 

Maka dari itu ada beberapa hal yang harus diperhatikan ketika menggunakan obat ini, yaitu;

1. Risiko Perdarahan

Tentu tujuan obat pengencer darah adalah untuk mengencerkan darah. Terdapat beberapa efek samping yang berhubungan dengan obat pengencer darah, baik antikoagulan maupun antiplatelet. Di antaranya luka pada lambung dan feses berwarna kehitaman.

Kita perlu segera berkonsultasi dengan dokter ketika mengalami kondisi seperti perdarahan saat menstruasi yang lebih banyak dari biasanya, urine yang keluar berwarna merah atau cokelat, serta kotoran atau feses berwarna merah.

Baca Juga: Dokter Ini Masih Aktif Bekerja Meski Berusia 100 Tahun Lebih, Ternyata Rahasia Umur Panjangnya Enteng Banget

Hati-hati juga bila terjadi perdarahan pada gusi atau hidung yang tidak dapat segera dihentikan, batuk yang mengeluarkan darah sampai muntah darah. 

Bila tubuh terus menerus merasa lelah disertai kepala pusing dan nyeri perut berlebihan juga ada baiknya segera ke dokter karena kondisi ini biasanya merupakan dampak dari obat pengencer darah.

2. Stop minum sebelum tindakan operasi

Selain itu, obat pengencer darah harus disetop jika pasien akan menjalani prosedur tindakan medis seperti, cabut gigi, operasi kecil, biopsi, dan lainnya. Jika obat tidak disetop, maka akan terjadi perdarahan.

Baca Juga: Berita Kesehatan Jeruk Nipis: Bisa Atasi Flu yang Biasa Disebut Penyakit Sejuta Umat

"Kadang-kadang pasien lupa, masih minum pengencer lalu jalani operasi kecil seperti operasi tahi lalat misalnya. Cabut gigi. Biopsi atau menjalani endoskopi.

Pasien harus bilang sama dokternya," jelas dr. Ari Fahrial Syam SpPD (K) dalam satu kesempatan seminar tentang darah tinggi. 

Maka pasien harus menghentikan konsumsi obat tersebut selama 5 hari sebelum melakukan tindakan tersebut.

"Kadang kalau operasi besar pasti kan sudah lewat prosedur, nah operasi kecil ini yang kadang pasien lupa kasih tahu obat apa saja yang diminum sebelumnya," tambah dr. Ari.

Baca Juga: Politikus Adian Napitupulu Sudah Pasang Ring, Mengapa Masih Terkena Serangan Jantung? Ini Penyebabnya

3. Diminum seumur hidup

Selain itu, obat pengencer darah tersebut biasanya diminum dalam jangka panjang hingga seumur hidup. Namun dr. Ari meyakinkan obat pengencer darah aman bagi ginjal dan liver.

"Istilah seumur hidup ini nanti dokter yang tahu kapan up and down, bisa disetop sementara.  Bisa dihentikan. Atau kapan diteruskan kembali. Pasien minum terus minimal 1 tahun," jelasnya. (*)

 

 #gridhealthid #inspiringbetterhealth #berantasstunting