Find Us On Social Media :

Istriku Tak Bisa Memberikan Keturunan, Dia Ternyata Laki-laki dalam Balutan Fisik Wanita Seutuhnya Tapi Bukan Hasil Operasi Plastik ataupun Obat Hormonal

Istrinya ternyata adalah seorang pria, tapi bukan karena operasi plastik ataupun obat hormonal.

GridHEALTH.id –Sudah kodratnya sebagai seorang wanita yang telah dinikahi akan menjadi istri dan ibu dari anak-anak suaminya.

Ya, kodrat seorang istri itu spesial, tidak bisa digantikan oleh siapapun, dan tak ada yang bisa menggantikannya.

Hamil, melahirkan, menyusui, hanya seorang istri yang bisa menjalani dan melakukannya. Suami tidak akan pernah bisa.

Baca Juga: Ingin Menopause Tak Buru-buru Datang? Bisa, Minum Susu Kedelai Secara Rutin!

Karenanya menjadi istri itu bagi wanita adalah sebuah kehormatan yang sangat besar.

Karena itu pula sebagai pasangan suami istri, setelah menikah, tentu mengingkan bisa bercumbu, bercinta dengan pasangannya, dan mempunyai keturunan.

Demikian halnya dengan pasangan muda ini.

Baca Juga: Sering Diejek Tonggos, Elly Sugigi Tak Keluar Uang Sepeser Untuk Rapikan Gigi: 'Ini Gratis Kok'

Sang suami asal Hunan, China, selama lebih dari satu tahun menikah, heran karena mereka tak kunjung dikaruniai anak.

Istrinya tak kunjung hamil. Padahal tidak ada satupun kejanggalan pada keduanya.

Begitu pula saat bercinta, mereka melakukannya sama seperti pasangan normal pada umumnya.

Fisik merekapun tidak ada kejanggalan, sang suami pria tulen, begitupula istrinya, wanita tulen, bukan jadi-jadian hasil operasi plastik atau obat-obatan hormonal.

Baca Juga : Luna Maya Masih Ingin 'Jomblo', Ini Ancaman Kesehatan Wanita Single

Mirisnya, Melansir dari Bastille Post pada Rabu (28/11/2018), ternyata pasangan ini tidak kunjung dikaruniai anak dikarenakan mereka berdua adalah sam-asama laki-laki.

Hal ini tentu membuat si suami syok yang mendapati istrinya yang dinikahi dan dicintai kenyataannya seorang pria.

Begitu juga sang istri. Dirinya pun syok, ternyata dirinya adalah seorang pria, meski pun dirinya merasa seorang perempuan, dan detail fisiknya pun perempuan.

Wanita yang memiliki nama Xiaouhui (nama samaran) ini berasal dari Hunan Xiangtan.

Baca Juga: Rasakan KDRT Setelah Nikah Muda, Yuni Shara Akui Tak Pernah Rasakan Orgasme hingga Anggap Alat Bantu Seks Sebagai 'Teman'

Xiaouhui memang terlihat memang seperti wanita, ia memiliki payudara, dan alat kelamin wanita dan juga air ketuban.

Dirinya, saudaranya, orangtuanya, juga temannya pun yakin Xiaouhi adalah seorang wanita.

Nah, karena secara alami terlihat seperti wanita pada umumnya, si pria yang menjadi suaminya berpikir ia adalah seorang wanita tulen, maka ia dinikahi.

Baca Juga : Akibat Kick Boxing, Tommy Tjokro Dipuji Punya Tubuh 'Body Goal'

Xiaouhui diketahui laki-laki setelah kedua pasangan ini memeriksakan diri ke rumah sakit, karena tak kunjung dikaruniai keturunan.

Padahal sudah berhubungan intim dengan normal.

Sat itu Xiaohui menurut dokter yang memeriksanya, tampilan kromosomnya adalah "46XY" dan dia dapat dinilai sebagai seorang laki-laki.

Karena tidak percaya, Xiaohui pergi ke rumah sakit lain untuk diperiksa, akhirnya dikonfirmasi sebagai "cacat seksual", yaitu, "seks ganda."

Dokter mengatakan bahwa displasia gonda Xiaohui lebih tidak terlihat di tubuh.

Namun, karena dia memiliki lebih banyak estrogen, dia lebih condong ke wanita daripada pria.

Seks ganda pada seseorang sebenarnya bukan hal baru di dunia medis.

Baca Juga : 10 Cara Mengurangi Sakit Pinggang Belakang yang Sering Mengganggu

Kelamin ganda memang lebih sering terjadi pada manusia yang tampaknya seperti wanita. Alias lebih sering terjadi pada pria.

Secara umum, kelainan perkembangan seksual kelamin ganda sebenarnya bisa didiagnosis sebelum kelahiran bayi.

Bayi yang secara genetik lahir sebagai perempuan (dengan dua kromosom X) bisa menunjukkan tanda-tanda atau gejala, meliputi:

Baca Juga: Studi: Perawatan Gigi Dengan Dental Floss Bisa Turunkan Kesuburan

* Pembesaran klitoris, yang dapat menyerupai penis kecil

* Tertutupnya labia (bibir vagina), atau labia yang terdiri dari lipatan dan menyerupai skrotum

* Benjolan yang terasa seperti testis di penyatuan labia

Adapun bayi yang secara genetik terlahir laki-laki (dengan satu kromosom X dan satu kromosom Y) bisa menunjukkan gejala-gejala kelamin ganda, antara lain:

Baca Juga : 101 Alasan Kenapa Wanita Zaman Now Lebih Memilih Melahirkan Normal

* Kondisi di mana saluran sempit yang mengangkut urine (air kencing) dan air mani tidak sepenuhnya membentang hingga menjangkau ujung penis

* Penis yang kecilnya tidak normal dengan bukaan uretra lebih dekat ke skrotum

* Tidak adanya salah satu atau kedua testis pada apa yang terlihat seperti skrotum

* Testis tidak turun dan skrotum yang kosong dan terlihat seperti labia dengan atau tanpa mikropenis (penis berukuran sangat kecil)

Mengenai kondi ini mengutip laman urologyhealth.org, jika ada yang salah dengan proses ini namanya  sexual development disorder (DSD).

Baca Juga: Akui Sesak Napas dan Kram, Paula Verhoeven Malah Datangi Dokter Anak, Kontraksi Palsu?

DSD disebabkan oleh hormon. Alat kelamin bisa berkembang dengan cara yang tidak terlihat normal. Mereka bisa tidak jelas atau "ambigu."

Seorang bayi dapat memiliki fitur dari kedua jenis kelamin. Istilah medis "interseks" juga digunakan untuk menggambarkan alat kelamin yang ambigu.

Penting dipahami DSD tidak sama dengan trans seksual alias trans gender.

Seorang waria alias trans gender adalah orang yang tidak melihat diri mereka sendiri sebagai jenis kelamin mereka.

Baca Juga : Obat Palsu Tak Ada Habisnya, Ternyata Obat Ini yang Paling Banyak

Sedangkan DSD berbeda. Mereka disebabkan oleh hormon yang mengubah cara janin berkembang.

DSD dapat menyebabkan berbagai masalah, seperti yang pernah dialami oleh Xiaouhui saat kecil, sekitar usia 15 tahunan.

* Organ seks yang tidak terlihat pria atau wanita

* Menstruasi dapat dimulai pada usia yang dini, dan hal ini dialami oleh Xiaouhui.

* Ketidakseimbangan hormon atau elektrolit

* Hipospadia dapat terbentuk. Di sinilah pembukaan penis tidak di ujung, dan testis belum jatuh.

Baca Juga: 15% Bayi Dilahirkan Prematur di Indonesia, Risiko ROP pun Tinggi yang Bisa Membuat Penderitanya Buta

Untuk menegakan diagnosis yang tepat DSD, dan menentukan jenis kelamin yang tepat, tes dan pemeriksaan ini yang harus dijalani:

* Pemeriksaan fisik organ seks luar

* Tes darah untuk menunjukkan tingkat kromosom dan hormon anak Anda

* Tes USG atau MRI untuk melihat organ dalam

* Genitogram untuk melihat organ seks bagian dalam. Ini termasuk sinar-X dan kateterisasi lubang antara alat kelamin dan anus. Ini akan menunjukkan uretra dan ukuran vagina, jika ada. Tes ini bermanfaat untuk merencanakan operasi.

Baca Juga : Puluhan Tahun Jadi Perokok, Kejadian Ini Bikin Rano Karno Kapok dan Berhenti

* Biopsi, untuk menguji jaringan gonad di bawah mikroskop

* Dalam kasus yang jarang terjadi, studi penyelidikan gen dapat membantu. Sebagai contoh, studi kromosom dengan kariotipe akan membantu menentukan 44XY DSD.

Seringkali, kadar hormon yang sangat tinggi atau rendah ditemukan dalam darah. Ini memberitahu dokter Anda penyebab DSD. Setelah dikenali, kadar hormon seringkali dapat diperbaiki.

Diagnosis yang jelas akan membantu mendefinisikan fungsi seksual dan kesuburan. Juga, ini akan membantu orang tua tahu apa yang diharapkan pada masa pubertas.

Semua ini membantu ketika mendefinisikan jenis kelamin bayi dan menemukan perawatan.

Baca Juga: Jangan Sekali-kali Makan Makanan Ini, Membuat Asam Urat Kambuh!

Setelah diagnosa ditegakan, baru melakukan rencana selanjutnya yaitu treatmen.

Perawatan dan dukungan untuk kesejahteraan emosional anak adalah yang pertama dilakukan.

Perawatan tergantung pada apa yang menyebabkan masalah. Perawatan seringkali melibatkan operasi rekonstruktif.

Ini akan menghapus atau membuat organ seks yang tepat. Ahli bedah dengan pengalaman dapat menawarkan hasil yang terlihat sangat normal. Terapi penggantian hormon (HRT) juga sering menjadi bagian dari rencana perawatan.

Baca Juga : Fakta, Nyamuk Demam Berdarah Gemar Mengigit Anak di Hari Senin!

Untuk anak perempuan dengan hiperplasia adrenal kongenital ringan, pembedahan mungkin tidak diperlukan.

Terapi hormon mungkin yang dia butuhkan. Ketika ketidakseimbangan dikelola, dia bisa hidup normal. Jika vagina tersumbat, pembedahan akan membantu. Ini sering dilakukan dalam 12-18 bulan pertama kehidupan.

Dengan operasi vagina, perawatan diambil untuk melindungi sensitivitas klitoris. Tujuannya adalah untuk mencegah cedera pada saraf sensorik dan suplai darah.

Baca Juga: Berita Kesehatan Terapi Jeruk Nipis; Meski Sehat Risikonya Gigi Jadi Rusak

Seringkali, lubang baru dengan operasi vagina tipis. Lebih banyak operasi mungkin diperlukan saat anak tumbuh. Atau, latihan untuk “meregangkan” pembukaan dapat dilakukan sebelum aktivitas seksual dimulai.

Operasi untuk anak laki-laki dengan hipospadia parah sering berhasil. Ini membentuk penis yang lebih panjang dan bebas yang dapat terlihat normal.

Baca Juga : Rahasia Sehat Dibalik Lobak Hitam yang Dapat Mengobati Flu dan Batuk

Setiap pemisahan kantung skrotum akan diperbaiki pada saat yang sama. Pembedahan dilakukan dalam satu atau dua tahap antara usia 6 dan 18 bulan.

Setelah sembuh, penis tumbuh sejalan dengan pertumbuhan fisik normal. Pembedahan tidak membahayakan kemampuan anak laki-laki untuk merasakan sensasi atau ereksi.(*)

 #berantasstunting