Find Us On Social Media :

Miris, 9 Jam Tunggu Surat Rujukan Akhirnya Pasien BPJS Kena Stroke Meninggal

Masih banyak pasien terlambat ditangani di IGD sehingga nyawa melayang dengan alasan klasik belum ada rujukan dari faskes pertama.

Dari hasil koordinasi pihak RS Dradjat Prawiranegara mengatakan tak ada ruangan kosong. Jawaban serupa juga disampaikan RSUD Banten.

Baca Juga: Sang Dokter Lepas Tangan hingga Divonis Umurnya Tak Lama Lagi, Ibunda Pedangdut Ini Jalani Operasi Usai Hanya Berbaring di Atas Ranjang Selama 2 Tahun

"Kami bersama keluarga berinisiatif kembali, mencoba mendesak dan mengkomunikasikan dengan dokter sekitar. Akhirnya terhubung dengan dokter dari Puskesmas Tirtayasa, dan dipaksa untuk dibawa ke RSDP," ucap dia.

Imron mengatakan, sang paman akhirnya dibawa ke RS Dradjat Prawiranegara. Sesampai di lokasi, dia menyebut, sang paman tak mendapat penanganan dan ruangan khusus.

" Kenapa semua rumah sakit menolak pasien BPJS dengan dalih tidak ada ruangan. Karena proseduralnya memang kalau BPJS harus rujuk dulu dari faskes atau dari puskesmas terdekat," kata dia.

Dia pun menyesalkan adanya pungutan untuk biaya ambulans dari penjaga piket baik dari Puskesmas Pontang maupun pihak RS Dradjat Prawiranegara.

" Ada yang lebih kesal lagi, si penjaga piketnya minta bayaran untuk ambulans, padahal pakai BPJS," ucap dia.

Baca Juga: 15% Bayi Dilahirkan Prematur di Indonesia, Risiko ROP pun Tinggi yang Bisa Membuat Penderitanya Buta

Berdasarkan penuturannya, dikarenakan banyaknya alasan dari pihak Puskesmas dan rumah sakit, mulai dari pukul 15.00 WIB pihaknya meminta untuk dirujuk, tetapi tidak disegerakan. Akhirnya, pukul 00.12 WIB pasien dinyatakan meninggal.