Find Us On Social Media :

Berita Kesehatan Popular: Bolehkah Bayi Makan Santan? Awas, Lobster dan Kepiting Salah Masak yang Memakannya Bisa Terkena Infeksi Cacing Pipih

Lobster dan kepting penyebab infeksi cacing pipih.

GridHEALTH.id - Selain daging babi dan sapi, ternyata cacing parasit bisa terdapat dalam kepiting dan lobster.

Infeksi yang disebabkan cacing ini dinamakan paragonimiasis.

Baca Juga: Berita Kesehatan Kecacingan: Cacing Guinea, Infeksi Cacing Ganas yang Bisa Sebabkan Kulit Melepuh

Paragonimiasis adalah infeksi cacing pipih yang disebabkan oleh makan kepiting atau lobster yang belum matang.

Infeksi cacing pipih ini dapat menyebabkan penyakit yang menyerupai pneumonia (infeksi paru) atau flu perut. Infeksinya dapat berlangsung bertahun-tahun.

Paragonimiasis disebabkan oleh infeksi cacing pipih yang kadang disebut cacing paru karena biasanya menginfeksi paru-paru.

Biasanya, infeksi muncul setelah makan kepiting yang belum matang atau lobster yang membawa cacing yang belum dewasa.

Baca Juga: Berita Kesehatan Kecacingan: Infeksi Cacing Pita Ternyata Bisa Menyebabkan Kista

Setelah seseorang menelannya, cacing itu tumbuh besar dan dewasa di dalam tubuh.

Selama berbulan-bulan, cacing itu menyebar melalui usus dan perut. Mereka menembus otot diafragma untuk memasuki paru-paru.

Baca Juga: Berita Kesehatan Kecacingan: Tidak Hanya Menyerang Usus, Cacing Tambang Juga Dapat Menginfeksi Kulit, Inilah Gejalanya

Begitu berada di dalam paru-paru, cacing-cacing itu bertelur dan dapat bertahan hidup selama bertahun-tahun, menyebabkan paragonimiasis kronis (jangka panjang).

 

Infeksi cacing pipih ini tidak menyebabkan gejala selama infeksi awal. Kebanyakan orang yang terkena paragonimiasis tidak pernah mengalami gejala apa pun.

Ketika gejalanya terjadi, gejala-gejala itu dihasilkan dari lokasi dan aktivitas cacing dalam tubuh, yang berubah seiring waktu.

Pada bulan pertama atau lebih setelah seseorang terinfeksi, cacing paragonimiasis menyebar melalui perut, kadang-kadang menyebabkan gejala seperti demam, lemas, diare, sakit perut, dan gatal-gatal.

Baca Juga: Berita Kesehatan Kecacingan: Infeksi Cacing yang Ditularkan Melalui Tanah Mengatasinya Lewat Pembedahan

Cacing kemudian berpindah dari perut ke dada. Di sana cacing-cacing itu dapat menyebabkan gejala pernapasan seperti batuk, sesak napas, dan nyeri dada.

Tanpa perawatan, infeksi cacing pipih ini bisa menjadi penyakit kronis, bahkan bisa berlanjut selama beberapa dekade.

Gejala paragonimiasis jangka panjang yang paling umum adalah batuk berdarah.

Artikel selengkapnya, KLIK DI SINI

Tak kalah pentingnya, MPASI bayi alias makan pertama si kecil.

Masa makan MPASI ini memang menjadi salah satu momen yang paling ditunggu-tunggu karena ibu biasanya sudah mempersiapkan menu makanannya.

Baca Juga: Masakan Padang Bersantan tapi Menyehatkan, Ternyata Ini Rahasianya yang ampuh Perangi 5 Masalah Kesehatan

Namuan tahukah, menurut seorang dokter spesialis anak senior, dr. Purnamawati, SpA(K), MMpaed berpendapat bahwa kita tidak boleh membedakan menu makan kita dengan menu MPASI sang anak.

"Jangan bedakan menu makan anak dengan menu makan kita, biarkan anak mengenal segala rasa dan tekstur makanan," ujar dr. Purnawati saat ditemui GridHEALTH.id.

Baca Juga: Dikabarkan Sakit hingga Harus Istirahat Selama 2 Hari, Jubir Ma'ruf Amin Angkat Bicara Kondisi Kesehatan Sang Wakil Presiden

Bahkan dokter senior ini menceritakan pengalamannya memberi makan sang cucu dengan menu MPASI, yaitu soto ayam yang kaya rempah.

Lantas bagaimana dengan kandungan santan dalam soto tersebut?

Dari Data Komposisi Pangan Indonesia, santan mengandung lemak yang sangat besar, sekitar 34,3 gram.

Hal ini membuat santan lebih dari 10 kali kandungan lemak jenuh dari susu sapi penuh lemak, yang memiliki total lemak 3,5 gram. 

Baca Juga: Kaleidoskop Kesehatan 2019: Dua Kali Serangan Jantung hingga Tengah Hamil Muda, Deretan Artis Ini Harus Mengembuskan Napas Terakhir di Tahun Ini

Melansir WebMD, konsumsi santan yang berlebihan dalam jangka panjang bisa meningkatkan risiko obesitas.

 

Bahkan, santan yang tinggi lemak ini dapat meningkatkan kadar kolesterol dalam darah serta membuat bayi rentan terserang penyakit jantung.

Akibat hal tersebut, ada beberapa syarat yang diperbolehkan untuk bayi yang ingin mengonsumsi makanan bersantan.

Baca Juga: Sang Dokter Lepas Tangan hingga Divonis Umurnya Tak Lama Lagi, Ibunda Pedangdut Ini Jalani Operasi Usai Hanya Berbaring di Atas Ranjang Selama 2 Tahun

Sebaiknya bayi di usia lebih dari 10 bulan baru diperbolehkan mengonsumsi makann bersantan.

Namun selalu perhatikan kadar kekentalan santan tersebut.

Baca Juga: Rasakan KDRT Setelah Nikah Muda, Yuni Shara Akui Tak Pernah Rasakan Orgasme hingga Anggap Alat Bantu Seks Sebagai 'Teman'

Adapun beberapa makanan yang mengandung santan dan diperbolehkan untuk bayi, yaitu soto ayam, bubur sumsum, bubur kacang hijau, kolak pisang, dan sebagainya.

Nah, mulai sekarang sudah tahu kan kapan harus memperbolehkan anak mengonsumsi makanan bersantan saat MPASI?

Artikel selengkapnya, KLIK DI SINI

 #berantasstunting