GridHEALTH.id – Seorang pria bernama M Edward Nauli (28) ditemukan tewas mengambang diduga terpeleset di Danau Kampus ITB Jatinangor, Kabupaten Sumedang, Jawa Barat, Jumat (10/1/2020) pagi.
Edward merupakan warga RT003/RW012, Kelurahan Cipadung Kidul, Kecamatan Panyileukan, Kota Bandung, Jawa Barat.
Baca Juga: Ketahui Bahaya Kesehatan yang Mengintai Anak yang Kecanduan Game dan Tak Berolahraga
Sebelum ditemukan tewas, Edward telah menghilang sejak 4 hari yang lalu.
Kasubag Humas Polres Sumedang AKP Dedi Juhana mengatakan, pihak keluarga telah melaporkan hilangnya Edward ke pihak kepolisian.
Baca Juga: Berantas Stunting: Pernikahan Dini, Salah Satu Penyebab Tingginya Angka Stunting di Indonesia
"Setelah kami selidiki, ciri-ciri mayat yang kami temukan sama dengan orang yang dilaporkan hilang sejak 4 hari lalu di Kota Bandung," ujar Dedi di Mapolres Sumedang, dilansir dari Kompas.com.
Dijelaskan Dedi, saat ditemukan tidak ada tanda-tanda bekas penganiayaan di tubuh korban.
Berdasarkan keterangan keluarga, kata Dedi, Edward mengalami gangguan kejiwaan akibat kecanduan game online dan masih dalam tahap perawatan di Rumah Sakit Jiwa di Bogor.
Korban ditemukan tewas mengambang di danau ITB pada Jumat pagi sekitar pukul 07.00 WIB.
Setelah ditemukan, pihaknya membawa jenazah ke RS Sartika Asih keperluan otopsi.
"Setelah kami jelaskan bahwa tidak ditemukan bekas luka pada tubuh korban dan tidak adanya tanda-tanda mengarah korban tewas akibat tindak kejahatan, pihak keluarga menolak diotopsi dan menganggap ini sebagai takdir," tutur Dedi.
Meski keluarga menolak diotopsi, pihaknya tetap melakukan penyelidikan untuk memastikan penyebab korban meninggal.
Keluarga mengatakan bahwa korban mengalami gangguan jiwa akibat kecanduan game online, namun bisakah kecanduan game mengarah pada masalah kesehatan mental?
Kecanduan video game telah dikaitkan dengan masalah pada kaum muda termasuk depresi dan nilai akademik buruk.
Menurut sebuah studi baru, "Patologis Penggunaan Video Game Di Antara Anak Muda: Studi Longitudinal Dua-Tahun” dalam edisi Februari 2011 dari Pediatrics, mungkin ada faktor risiko yang dapat diidentifikasi dari kecanduan bermain game.
Baca Juga: Terlalu Fokus Main Game PUBG, Pria Ini Meregang Nyawa Seketika Akibat Hal Ini
Studi ini mengamati lebih dari 3.000 anak di sekolah dasar dan menengah di Singapura.
Para peneliti menilai jumlah mingguan dari bermain game, sifat impulsif (tindakan tanpa pikir panjang), kemampuan sosial, fobia sosial, kegelisahan, dan depresi.
Baca Juga: Berita Kesehatan Diabetes: 8 Sayuran Sehat Untuk Penderita Diabetes
Hasilnya, anak-anak dan remaja yang kecanduan bermain video game memiliki risiko lebih tinggi terhadap kemampuan sosial yang rendah dan bersifat impulsif.
Para peneliti mengatakan bermain game bisa jadi pelarian masalah bagi anak-anak yang depresi, namun juga dapat meningkatkan beberapa masalah kesehatan mental.
Misalnya, impulsif dasar anak dapat menjadi lebih jelas setelah dia kecanduan bermain game.
Para penulis mengidentifikasi depresi, kegelisahan, fobia sosial, dan kinerja sekolah yang lebih rendah bisa jadi akibat kecanduan game.
Baca Juga: Kecanduan Main Game dan Mudah Marah, 'Fix' Alami Gangguan Mental
Mereka yang berhenti kecanduan game memiliki tingkat risiko yang lebih rendah dari gejala tersebut, tetapi masih memiliki risiko yang lebih tinggi daripada anak-anak yang tidak pernah kecanduan game.
Boleh-boleh saja bermain game sebagai hiburan, asal jangan kecanduan seperti pria yang tewas di ITB tersebut, karena bisa berpengaruh terhadap kesehatan mental.(*)
Baca Juga: Ingin Segera Berhenti Merokok, Stop Mengkonsumsi Minuman Ini
#berantasstunting