Dokter Fera mengatakan bahwa virus secara umum, termasuk virus corona, merupakan parasit intraseluler obligat atau jenis mikroorganisme parasit yang tidak dapat berproduksi di luar sel inang.
Baca Juga: Turun Berat Badan 10% Saja Bisa Hapuskan Komplikasi Akibat Diabetes
"Jadi kalau di luar dia nggak bisa apa-apa. Tapi kalau dia sudah masuk ke dalam sel dia hidup karena bisa memperbanyak diri," katanya.
Selain ketiga virus corona yang berbahaya (SARS, MERS, nCoV), masih banyak virus corona lainnya yang tidak berbahaya pada hewan dan manusia. Virus corona lainnya umumnya menyebabkan infeksi saluran pernapasan yang ringan.
Penularan virus corona secara umum melalui droplets atau percikan saat bersin atau batuk.
Droplets dapat melampaui jarak tertentu (umumnya 1 m) pada permukaan mukosa yang rentan, karena ukurannya besar maka tidak akan bertahan lama di udara.
"Kalau bersin atau batuk akan mengeluarkan droplets atau aerosol yang partikelnya lebih kecil dan jaraknya lebih jauh. Makanya biasakan adab bersin dan batuk harus menutup mulut," kata dr. Fera.
Dokter spesialis paru RS Persahabatan dr. Erlina Burhan SpP(K), MSc, PhD pada kesempatan sama menambahkan, virus ini tidak lebih berbahaya dibandingkan oleh MERS, SARS dan flu burung. Pada MERS tingkat kematian sebesar 30 %, SARS 10% dan flu burung 80%.
Baca Juga: Memeluk Pasangan, Cara Sehat Menurunkan Tekanan Darah Tinggi!
Sementara itu, gejala infeksi saluran pernafasan hingga pneumonia umumnya disebabkan oleh virus, bakteri dan jamur. Tingkat kematian karena pneumonia sekitar 2%, sama dengan nCoV.