GridHEALTH.id - Virus corona tampaknya belum terlihat tanda-tanda mereda. Terbukti, Komisi Kesehatan Nasional China mencatat korban meninggal dunia akibat wabah virus corona mencapai 304 orang hingga Minggu (2/2). Sejauh ini, belum ada laporan korban meninggal dunia di luar China.
Baca Juga: 10 Hari Lagi Virus Corona Diperkirakan Mencapai Puncaknya, Ini Siasat Menghadapinya
Mayoritas korban meninggal dunia berasal dari Wuhan, Provinsi Hubei yang merupakan pusat penyebaran virus corona. Tercatat korban tewas akibat virus corona di Wuhan bertambah 45 orang, total 304 korban dari provinsi Hubei.
Dilaporkan CNN Indonesia, jumlah penyebaran virus corona bertambah 2.590 kasus menjadi 14.380.
Sementara itu, lebih dari 140 kasus terkonfirmasi di luar lebih dari 20 negara di luar China, termasuk Amerika, Eropa, Asia, Australia, dan Timur Tengah.
Beberapa kasus bahkan melibatkan orang yang tak datang dari China, mengindikasikan ada infeksi akibat kontak antar-manusia.
Beberapa negara juga mengimbau warganya untuk tidak melakukan perjalanan ke China serta menangguhkan akses transportasi perjalanan ke Negeri Tirai Bambu.
Baca Juga: 'Sertifikat Sehat' Dari Pemerintah China, Syarat WNI Boleh Pulang Dari Wuhan
Menghadapi jumlah korban tewas yang semakin meningkat, pemerintah daerah Wuhan dikabarkan semakin pusing, terutama jumlah korban yang tewas.
Mereka dilaporkan mengkremasi mayat secara rahasia karena jumlah pasien virus corona yang tewas melonjak cepat.
Baca Juga: Studi: Pengguna Rokok Elektronik Hadapi Risiko Serangan Jantung
William Yang, seorang reporter untuk Deutsche-Welle, mengklaim China menyembunyikan jumlah sebenarnya dari kematian dengan mengirim orang ke krematorium tanpa mengidentifikasi mereka.
"Outlet media Cina kredibel @initiumnews mewawancarai orang-orang yang bekerja di pusat-pusat kremasi lokal, mengkonfirmasi bahwa banyak mayat dikirim langsung dari rumah sakit ke pusat-pusat kremasi tanpa mengidentifikasi dengan benar pasien ini, yang berarti ada pasien yang meninggal karena virus tetapi tidak menambah catatan resmi," tulis William di akun Twitternya.
"Jadi ada alasan untuk tetap skeptis tentang apa yang #China telah bagikan dengan dunia karena sementara mereka lebih transparan tentang hal-hal tertentu yang terkait dengan virus, mereka terus samar dan tidak dapat diandalkan dalam aspek lain."
Baca Juga: Klaim Temuan Pil KB Untuk Pria, Aman dan Tidak Pengaruhi Libido
Sejauh ini pemerintah China belum mengeluarkan bantahan atau keterangan apapun terkait pernyataan William.(*)