Find Us On Social Media :

Berantas Stunting; Kepala Bappenas Ditertawakan Anggota DPR RI Saat Terangkan Stunting di DKI Jakarta

Suharso Monoarfa, Menteri PPN/Kepala Bappenas ditertawakan anggota DPR saat jelaskan stunting di Kota Jakarta.

GridHEALTH.id - Menteri PPN/Kepala Bapennas, Suharso Monoarfa baru saja melakukan rapat bersama anggota komisi XI DPR RI, Selasa (4/2/2020).

Salah satu topik yang diankat salah satunya terkait masalah stunting di Indonesia yang masih tinggi.

Namun salah satu momen menarik dari rapat tersebut diantaranya ketika Suharso ditertawakan saat menjelaskan anak stunting di Jakarta.

Baca Juga : Berantas Stunting; Ini Jawaban Menohok Dokter Reisa Terkait Anak Stunting

Dimana menurutnya stunting tak hanya menjadi masalah di beberapa wilayah yang jauh dari ibu kota saja.

Akan tetapi di kota Jakarta pun angkanya masih dirasa cukup tinggi.

Lebih lanjut ia juga merenjeng lidah bahwa dirinya juga merasa ada banyak orang yang menyangka kader Partai Persatuan Pembangunan (PPP) tersebut termasuk kedalam anak stunting.

Baca Juga: Biasa Mengusir, Akhirnya Ningsih Tinampi Didatangi Ikatan Dokter Indonesia dan Lintas Dinas se-Jawa Timur

"Jangan salah stunting itu juga ada di Jakarta. Stunting itu kekerdilan, kalau begini jangan-jangan orang menyangka saya juga hasil dari stunting?" tutur Suharso.

Tak khayal ucapan Suharso tersebut disambut gelak tawa beberapa orang yang hadir dalam rapat tersebut.

Baca Juga: Nasib Malang Seorang ART, Tak Pernah ke China, Hidup Lebih Banyak di Apartemen tapi Positif Virus Corona

Hal ini terkait dengan Suharso yang menyadari dirinya juga memiliki postur yang tergolong pendek.

"Dia senang sekali dapat kesempatan mentertawakan saya," ujar Suharso menunjuk salah satu anggota DPR RI yang mengikuti rapat.

Terlepas dari itu, berbicara mengenai stunting di ibu kota memang bisa dikatakan angkanya masih tergolong tinggi.

Dimana menurut laporan Bapedda pada tahun 2017, prevalensi gizi buruk akibat stunting (anak kerdil) pada usia 0-59 bulan (TB/U) di Provinsi DKI Jakarta mencapai 22,7% dengan kasus tertinggi di Jakarta Pusat (29,2%) dan tertinggi kedua di Jakarta Timur (25,7%).

Baca Juga: 7 Manfaat Susu Bagi Manusia, Banyak Tertutupi Oleh Kandungan Kalsiumnya, Padahal Bisa juga Untuk Masalah PMS

Angka tersebut tentunya masih termasuk dalam kategori akut kronis pasalnya karena berada diatas batasan WHO yakni kurang dari 20 %.

Sementara itu, dalam Rencana Pembangunan Jangka Menengah (RPJMN) 2020-2024 pemerintah menargetkan penurunan stunting di angka 14%.

Target tersebut tentunya sangat berat jika masyarakat tidak sadar akan bahaya dari masalah stunting pada anak ini.

Baca Juga: Masih Belia Tapi Berani Memutuskan Menjadi Pria Tulen daripada jadi Wanita, Sudah 2 Kali Operasi dari 4 Tahapan yang Direncanakan

Sebab anak stunting tentu akan mempengaruhi kualitas dari Sumber Daya Manusia (SDM) dari bangsa itu sendiri.

Untuk itu Bappenas menyebut pencegahan paling efektif dimulai dilakukan pada ibu hamil dan orang yang belum menikah.(*)

 #berantasstunting