3. Cobalah untuk membuat koneksi lebih awal
Lihat apakah terapis yang diminati menawarkan konsultasi.
Selama waktu ini dapat mengajukan pertanyaan penting tentang filosofi pengobatan mereka, bagaimana mereka telah bekerja untuk membantu orang lain dan bagaimana mereka merasa mereka dapat membantu, atau pertanyaan penting lainnya yang mungkin dimiliki.
4. Periksa perizinan dan asuransi
Semua terapis belum tentu berlisensi, oleh sebab itu, pilih psikolog yang sudah memiliki lisensi dan asuransi demi menjaga keamanan dan keselamatan diri sendiri saat terapi.
Jangan sampai kejadian kurang mengenakan antara pasien dan psikolog seperti yang tengah hangat dibicarakan publik terjadi kembali. (*)
Baca Juga: Akibat Minum Kopi Setiap Hari, Wanita Asal Wuhan Alami Tulang Keropos