Find Us On Social Media :

Heboh Berita Dedy Susanto vs Revina VT, Ternyata Begini Cara memilih Psikolog yang Benar

Dedy Susanto

GridHEALTH.id - Belakangan ini nama psikolog Dedy Susanto menjadi fokus perbincangan warganet.

Bukan karena kelihaiannya menyembuhkan luka batin seseorang, melainkan Dedy Susanto terkenal usai skandal 'ngamar'-nya dibuka oleh selebgram Revina VT.

Baca Juga: Psikolog Dedy Susanto Ikhlas Dipojokan Selebgram Revina VT Dengan Imej Psikolog Cabul

Awalnya, Revina VT mendapat infoemasi mengenai kebiasaan Dedy Susanto mengajak pasien untuk melakukan terapi di hotel.

Tak hanya itu, Revina pun meragukan perihal izin praktik sang psikolog tersebut.

 

Namun belum selesai urusannya dengan Revina, berbagai korban pelecehan seksual Dedy Susanto pun mulai bermunculan hingga menyeret nama artis cantik Vanessa Angel.

Baca Juga: Dinilai Dapat Tingkatkan Risiko Penyakit Jantung, Peneliti: Minum Kopi Secara Teratur Dapat Menjaga Tulang Tetap Kuat

Akibat hal tersebut, tak sedikit orang yang menjadi khawatir dan was-was untuk melakukan terapi dengan psikolog.

Oleh sebab itu, ada beberapa cara memilih psikolog yang benar menurut American Psychological Association, yaitu:

Baca Juga: Studi: Orang Indonesia Lambat Alami Penuaan Dibanding Eropa & Amerika

1. Cari tahu

Sebelum melakukan terapi, cari tahu tentang psikolog dan jenis-jenis terapi yang ditawarkan.

Jenis terapi yang umum termasuk terapi individu, terapi kelompok, terapi keluarga, dan terapi pasangan.

Baca Juga: 4 Cara Aman Mengelola Kadar Gula Darah Untuk Penderita Diabetes

2. Carilah pengalaman

Jika menemui terapis untuk masalah tertentu, cari terapis yang memiliki pengalaman di bidang tersebut. 

Ada terapis yang berspesialisasi dalam berbagai masalah, beberapa mungkin berspesialisasi dalam hal lain. 

3. Cobalah untuk membuat koneksi lebih awal

Lihat apakah terapis yang diminati menawarkan konsultasi.

Selama waktu ini dapat mengajukan pertanyaan penting tentang filosofi pengobatan mereka, bagaimana mereka telah bekerja untuk membantu orang lain dan bagaimana mereka merasa mereka dapat membantu, atau pertanyaan penting lainnya yang mungkin dimiliki. 

Baca Juga: Ramai Larangan Makan Ikan Lele dengan Bintik Putih, Dokter Hewan: Masih Bisa Dikonsumsi dengan Satu Syarat

4. Periksa perizinan dan asuransi

Semua terapis belum tentu berlisensi, oleh sebab itu, pilih psikolog yang sudah memiliki lisensi dan asuransi demi menjaga keamanan dan keselamatan diri sendiri saat terapi.

Jangan sampai kejadian kurang mengenakan antara pasien dan psikolog seperti yang tengah hangat dibicarakan publik terjadi kembali. (*)

Baca Juga: Akibat Minum Kopi Setiap Hari, Wanita Asal Wuhan Alami Tulang Keropos