GridHEALTH.id - Belakangan ini viral kalimat kontroversi yang diungkapkan Komisioner Komisi Perlindungan Anak Indoensia (KPAI) bidang Kesehatan, Narkotika, Psikotropika, dan Zat Adiktif (NAPZA), Sitti Hikmawatty.
Hikma menjelaskan kehamilan dapat terjadi pada perempuan yang sedang berenang di kolam renang, tidak menutup kemungkinan jika berenangnya dengan kaum laki-laki.
Baca Juga: Kontroversi Komisioner KPAI, Sebut Wanita Bisa Hamil Saat Berenang Bersama Pria dan Kebenarannya
Dia menyebut, kehamilan yang berindikasi dari kolam renang ini sebagai contoh hamil tak langsung (bersentuhan secara fisik).
"Pertemuan yang tidak langsung misalnya, ada sebuah mediasi di kolam renang. Ada jenis sperma tertentu yang sangat kuat," ujar Hikma, dikutip dari Tribunnews pada Jumat (21/2/2020) siang.
"Walaupun tidak terjadi penetrasi, tapi ada pria terangsang dan mengeluarkan sperma, dapat berindikasi hamil," bebernya.
Terlebih, jika wanita tersebut berada pada fase kesuburan.
"Kalau perempuannya sedang fase subur, itu bisa saja terjadi. Kan tidak ada yang tahu bagaimana pria-pria di kolam renang kalau lihat perempuan," ujarnya.
Baca Juga: Cegah Duka Traumatis, Para Psikolog Bangun Posko Untuk Keluarga dan Korban Susur Sungai
Hikma menjelaskan pernyataannya tersebut didapat dari jurnal seorang ilmuan dari luar negeri.
"Saya dapat referensi dari jurnal luar negeri. Nanti saya kirim jurnalnya," ucap Hikma saat dihubungi.
Hal ini pun langsung menjadi perbincangan hangat di kalangan masyarakat.
Dilansir dari laman WebMD, pada permukaan yang kering, seperti pakaian atau tempat tidur, sperma mati pada saat cairan semen telah mengering.
Baca Juga: 7 Manfaat Minum Air Lada, Turunkan Berat Badan Hingga Sehatkan Tulang
Sedangkan dalam air, seperti mandi air hangat atau bak mandi air panas, mereka kemungkinan akan hidup lebih lama karena berkembang di tempat yang hangat dan basah.
Meski begitu sebenarnya, sperma hanya bertahan beberapa menit saja di udara terbuka dan menyebabkan risiko hamil sangat rendah.
Sementara itu, tingkat keberhasilan kehamilan juga dilihat dari adanya kontak langsung atau berhubungan intim, juga kadar pH area kewanitaan.
Tanpa cairan serviks yang subur, sperma tidak akan bertahan lebih lama dari beberapa jam di dalam organ intim wanita atau rahim.
Banyak sperma mati di saluran organ intim wanita yang sangat asam dalam 12 jam pertama.
Terlepas dari itu, kini pihak KPAI memberikan klarifikasi terkait kontroversi tersebut.
Baca Juga: Sebelum Berhubungan Badan, Ketahui Durasi Sperma Bertahan di Dalam Organ Intim Wanita
"Perlu kami sampaikan bahwa pemahaman dan sikap KPAI tidak sebagaimana narasi berita di media online tersebut. Semoga klarifikasi ini dapat meluruskan kesalahpahaman berita sebagaimana yang beredar," kata Ketua KPAI Susanto, dikutip dari Kompas.com pada Sabtu (22/2/2020). (*)